Koneksi Internet Terbatas, Penyebab Belum Tuntasnya Perekaman e-KTP di Pacitan

Koneksi Internet Terbatas, Penyebab Belum Tuntasnya Perekaman e-KTP di Pacitan Pemohon adminduk saat melakukan pengurusan di Dispendukcapil Pacitan. (foto: ilustrasi/ist)

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Keterbatasan koneksi internet menjadi salah satu kendala belum rampungnya proses perekaman identitas diri berbasis nomor induk kependudukan secara nasional. Hal inilah yang menjadi salah satu sebab masih banyaknya wajib KTP di Pacitan yang belum mendapatkan KTP elektronik maupun surat keterangan pengganti KTP.

Hal ini sebagaimana diungkapkan pelaksana tugas (plt) Kepala Dispendukcapil Pacitan Tri Mudjiharto.

Baca Juga: Kemendagri Tak Kunjung Tambah Blanko e-KTP, 9 Ribu Warga Pacitan Hanya Pegang Suket

"Memang untuk pencetakan KTP el ataupun surat keterangan pengganti KTP sementara waktu masih dipusatkan di Dispendukcapil. Untuk proses perekaman di desa-desa tidak serta merta bisa langsung menerbitkan surat keterangan. Sebab jaringan lagi daring (offline). Kita baru bisa luring (online) hanya di pusat (Dispendukcapil)," ujarnya menyikapi masih adanya 23.604 jiwa pilih yang terancam kehilangan hak pilihnya lantaran belum memiliki e-KTP, Rabu (28/3).

Meski begitu, Tri mengungkapkan jika persoalan jaringan data koneksi internet bukanlah kendala satu-satunya. Sebab juga ada beberapa indikator lain yang menjadi faktor terhambatnya proses perekaman para wajib KTP tersebut. Misalnya saja para penyandang disabilitas, orang jompo, karena pergi merantau, serta pemilih pemula.

"Hampir tiap hari ada saja penduduk yang berusia 17 tahun dan belum melakukan proses perekaman. Atau juga sudah banyak warga wajib KTP sudah melakukan perekaman geometrik namun mereka belum mendapatkan kepingin KTP ataupun suket pengganti KTP. Sebab mereka tidak mengurus ke Dispendukcapil," jelasnya.

Baca Juga: Delapan Ribu Warga Pacitan Hanya Kantongi Suket

Terkait persoalan itu, Tri mengimbau agar semua elemen ikut peduli dalam mensosialisasikan pentinganya kepemilikan administrasi kependudukan (adminduk).

"Setiap hari petugas kami selalu jemput bola ke desa-desa. Namun mereka juga punya keterbatasan. Untuk itu perlunya sinergitas banyak pihak guna mensosialisasikan persoalan ini," harap Tri. (yun/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO