SBY: Kenapa Sekarang Saya Dipaksa Naikkah Harga BBM

SBY: Kenapa Sekarang Saya Dipaksa Naikkah Harga BBM Presiden SUsilo Bambang Yudhoyono mengeluh karena merasa didesak media dan parpol tertentu untuk menaikkan BBM. Foto: indopos

JAKARTA(BangsaOnline)Presiden Susilo Bambang Yudhoyono () mengaku merasakan tekanan atau desakan luar biasa kepada pemerintahan yang ia pimpin sekarang ini agar segera menaikkan harga bahan bakar minyak ().

"Tekanan ini boleh dikatakan luar biasa, boleh dikatakan dari kalangan parpol tertentu dan media konvensional tertentu dan juga sejumlah pihak," aku dalam program wawancara khusus "Isu Terkini" yang disebarluaskan lewat Youtube, hari ini.

mengingatkan, waktu ia hendak mengawali jabatan presiden tahun 2004, dia tidak pernah mendesak pemerintahan yang ada (saat itu pemerintahan Megawati Soekarnoputri) untuk segera menaikkan harga .

"Padahal dulu (tahun 2004) gap (ketimpangan)-nya jauh sekali antara harga yang disubsidi dengan harga keekonomian," terang

Namun, mencoba memahami mengapa ia terus dipaksa untuk menaikkan . Yang ia tangkap, hal itu didesak untuk menekan defisit. Namun alasan itu baginya kurang tepat, karena pemerintahan yang ia pimpin sudah melakukan banyak langkah untuk menekan defisit.

"Tahun lalu dinaikkan, tahun ini kami naikkan harga listrik, menaikkan bahan bakar gas, pemotongan anggaran, itu semua untuk kurangi defisit," kata .

"Dan jangan lupa, setiap kami usulkan menaikkan , selalu ditolak DPR. Sejumlah fraksi tak setuju. Alasannya, inflasi naik dan kemiskinan membengkak. Justru kenapa sekarang kami dipaksa menaikkan harga ? Tidakkah itu menaikkan kemiskinan dan membebani masyarakat?" ucap .

Menurut , kalau ia menaikkan lagi harga pada tahun ini maka beban rakyat terlalu berat.

"Kasihan mereka (rakyat)," tegasnya.

Seperti diberitakan, selama ini Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan () paling getol menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (). Sebagai partai yang mengklaim partai wong cilik, merasakan kenaikan harga hanya akan semakin menyengsarakan wong cilik karena efek kenaikan harga pasti langsung berimbas pada kenaikan harga-harga kebutuhan pokok.

Itulah yang dengan lantang disuarakan Rieke Diah Pitaloka, politisi , pada saat Presiden akan menaikan harga pertengahan tahun lalu. Bahkan Rieke menuduh kenaikan harga adalah "Konspirasi Sistematis". Berikut kami kutip lengkap berita tahun lalu:

Dalam sebuah surat terbuka, Rieke mempertanyakan para anggota dewan yang bersikukuh ingin menyepakati pencabutan subsidi .

"Apa yang membuat bersikukuh menyepakati pencabutan subsidi dan mengalihkannya ke Balsem (Bantuan Langsung Semaput). Apakah kita lupa bahwa kita anggota Dewan Perwakilan Rakyat? Kita dipilih rakyat," ujar Rieke dalam surat yang diterima Liputan6.com, Minggu (16/6/2013).

Wanita yang pernah ikut bersaing dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat itu juga mempertanyakan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang akan diberikan pemerintah sebagai solusi kenaikkan harga . Hal tersebut, menurut Rieke, tidak menjamin rakyat Indonesia mendapatkan hidup lebih baik.

"Silakan cek apakah dengan kenaikan dan BLT yang disalurkan para pemilih kita hidupnya jadi sejahtera? Dengan BLT apakah kesehatan, pendidikan dan ekonomi rakyat yang jadikan kita wakil rakyat hidupnya jadi lebih terjamin?" tambah Rieke.

Dia menambahkan, harga nantinya akan naik juga akan memicu harga-harga kebutuhan pokok lainnya juga akan naik dan hal itu akan lebih membebani rakyat.

"Kita juga sama-sama tahu, kalau Naik, ongkos transportasi naik, biaya produksi naik, harga-harga pasti naik, sementara penghasilan rakyat tidak naik," jelas anggota Komisi IX dari Fraksi itu.

Terkait adanya sidang paripurna untuk mengesahkan kenaikkan harga yang akan digelar besok Senin 17 Juni 2013, Rieke mengimbau kepada para anggota dewan untuk merenung dan mempertimbangkan keputusan-keputusan yang berpihak kepada rakyat. Dia juga meminta keputusan apapun yang akan dihasilkan oleh anggota dewan nantinya dapat menyelamatkan ekonomi rakyat.

"Anggota dewan yang terhormat, kita semua tahu, besok 17 Juni 2013 adalah Paripurna persetujuan APBN-P 2013. Kalau kita ikut maunya pemerintah subsidi hanya 6 triliun berarti kita setuju harga naik. Kalau kita alokasikan subsidi 48 triliun artinya kita tidak setuju harga naik. Malam ini kita punya waktu merenung bersama."

"Betulkah keinginan sebagian besar dari kita kurangi subsidi ( naik) betul-betul karena pertimbangan untuk menyelamatkan ekonomi rakyat ataukah karena ada dari kita jadi bagian dari konspirasi sistematis akal-akalan kelabui rakyat untuk selamatkan ekonomi diri sendiri yang butuh dana untuk pemenangan 2014?" tutup Rieke.

Kini dan Jokowi malah mendesak Presiden untuk menaikkan harga . Karena itu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) langsung menyindir . Menurut Wasekjen PKS Fahri Hamzah, partai berlambang banteng itu memiliki tradisi menolak kenaikan harga .

" kan tradisinya menolak kenaikan harga ," kata Fahri Hamzah di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (27/8/2014).

Fahri mengatakan semua pihak harus melihat neraca keluarga Indonesia dimana saat pendapatan tetap tetapi pengeluaran cukup tinggi. "Ini berbahaya, efek kenaikan harga menyerang pengeluaran," tutur Fahri.

Ia mencontohkan kenaikan harga akan meliputi transportasi dan kebutuhan pokok. Sementara pendapatan keluarga tersebut tidak mengalami kenaikan. "Ini membuat susah bernafas, enggak boleh kenaikan , kecuali mengerti cara mengatasi serangan neraca yang tidak membuat lumpuh," imbuhnya.

Menurut Fahri, pandangan dahulu mengenai sangat cerdas. Untuk itu, PKS akan mengikuti cara pandang .

"PKS menolak, kita ikut , Jokowi-JK harus ikut . Dapat presiden baru harusnya happy, malah susah. Kalau berani? dari dulu saya meragukan Jokowi, makanya saya pilih yang berani," katanya.

Sumber: Rmol.com/liputan6.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Kembalikan Formulir Bacabup ke PDIP Situbondo, Rio Patennang Berharap Wakilnya dari PDIP':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO