​Khofifah Orasi Ilmiah di depan Ribuan Santri di Bangilan

​Khofifah Orasi Ilmiah di depan Ribuan Santri di Bangilan Suasana orasi ilmiah Khofifah Indar Parawansa Ponpes Assalam Bangilan, Kabupaten Tuban.

TUBAN, BANGSAONLINE.com - Haflah akhirussanah Ponpes Assalam di Bangilan, Rabu (2/5) malam kemarin, berlangsung meriah dihadiri Khofifah Indar Parawansa. Cagub Jatim nomor urut 1 itu didapuk memberikan orasi ilmiah pendidikan terhadap ribuan santri di lingkungan Ponpes Assalam.

Di hadapan para santri, Khofifah memaparkan tentang laju perkembangan arus globalisasi teknologi komunikasi atau dalam ilmu komunikasi dikenal global village.

Baca Juga: Luar Biasa! Survei Indikator: 92,7% Warga Jatim Sukai Khofifah, Elektabilitasnya Capai 61,2%

"Sekarang kita sudah masuk dunia global village. Sehingga, globalisasi membutuhkan generasi generasi tangguh ber-inter disipliner pendekatan terpadu untuk menjalin ukhuwah islamiyyah. Tentunya, ustad - ustadzah (pendidikan berbasis Islam pesantren) juga mengikuti arus global tersebut," ungkapnya.

Menurut mantan Mensos tersebut, berdasar fakta pengalaman di lapangan, umat Islam menjadi minoritas saat dirinya berkunjung ke camp pengungsi serta mengunjungi sejumlah negara seperti Libanon, Syria, Rohingya, Nigeria. Umat Islam di sana masi memosisikan dirinya pada tangan di bawah.

"Padahal, jelas mandat kita sebagai kolifah di bumi disuruh untuk tangan di atas lebih baik daripada di bawah," ungkapnya.

Baca Juga: Maulid Nabi Bersama Puluhan Ribu Muslimat di Pasuruan, Khofifah Ajak Teladani Akhlaq Rasulullah

Oleh sebab itu, guna menempatkan Islam bermartabat di dunia global village, menurutnya perlu dibangun kesadaran di kalangan insan pendidikan berbasis Islam melalui pendekatan terpadu pendidikan STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics).

"Diharapkan atas perkembangan arus global dan masalah teknologi STEM, pesantren mempersiapkan serta menjadikan generasi santri sebagai calon ustad-ustradzah yang peka terhadap persoalan. Seperti terjadinya krisis kemanusiaan atau kurangnya tenaga pengajar Islam seperti di Nigeria. Dunia membutuhkan calon ustad ustadzah. PR kita sekarang adalah memerangi terhadap kebodohan, kemiskinan, ketertinggalan secara global," imbuhnya.

Ia berharap penerapan diversifikasi profesi dan pendekatan terpadu, pendidikan STEM dikembangkan di lingkungan pesantren untuk mengatasi dampak arus global atas kemajuan beradapan manusia.

Baca Juga: Forum Guru Madin dan Calon Bupati Tuban Siap Menangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2024

"Menanamkan sosial humanity yang diambil dari pendidikan pesantren adalah syarat nilai-nilai Islam sebagai pondasi dan harus belajar ilmu agama. Karena membangun akhlak bangsa harus berproses bertafaqquh fiddin di mahad itu sendiri," tutupnya. (ahm/rd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO