Meski Omzet Turun, Usaha Sepuh Emas di Pacitan Masih Tetap Eksis

Meski Omzet Turun, Usaha Sepuh Emas di Pacitan Masih Tetap Eksis Pramono, tukang sepuh emas saat melakukan reparasi perhiasan yang rusak. (foto: Yuniardi Sutondo/BO)

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Di tengah melambungnya harga emas perhiasan, tak jarang masyarakat ingin bersolek dengan perhiasan bukan emas. Namun saat dikenakan, pancaran warnanya mirip seperti emas pada umumnya.

Tak salah bila mereka kemudian datang ke tukang sepuh untuk sekadar memoles perhiasan berbahan perak ataupun perunggu menjadi seperti perhiasan berbahan emas dan sehingga tetap elegan saat dipakai.

Baca Juga: Kisah Mistis Warga Pacitan yang Memproduksi dan Menjual Peti Mati

Berangkat dari fenomena itulah, sampai detik ini beberapa tukang sepuh emas di Pacitan masih bertahan menjalani roda usahanya. Pemandangan itu masih nampak terlihat di sebuah gang kecil di sepanjang JL PB Soedirman, atau tepatnya di timur gedung Pegadaian.

Hampir saban hari nampak berjajar sejumlah lapak-lapak kecil yang menawarkan jasa sepuh, cuci serta reparasi perhiasan yang rusak.

Pramono, salah seorang tukang sepuh emas di Pacitan mengatakan, sudah hampir 25 tahun lebih ia menekuni usaha sepuh emas. Selain itu, juga jasa cuci dan reparasi perhiasan yang rusak.

Baca Juga: Usaha Salon Kecantikan di Pacitan Banyak Digandrungi Kaum Adam

Meski mulai banyak mengalami turun omzet, namun mereka masih tetap bertahan melanggengkan usaha turun-temurun tersebut. "Memang masih ada masyarakat yang menggunakan jasa kami. Akan tetapi sekarang ini saat ekonomi semakin sulit, omzet banyak menurun," ujar Pramono, Rabu (30/1).

Menurutnya, untuk ongkos jasa sepuh, cuci, maupun reparasi, ditarik secara proporsional sesuai tingkat kerusakan maupun jenis perhiasan yang hendak disepuh. Sebab bahan sepuh itu juga berasal dari emas murni 24 karat. Termasuk jasa pematrian emas.

"Rata-rata antara Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu. Kita lihat tingkat kerusakan dan jenis perhiasannya. Kalau kalung jelas lebih mahal dibandingkan cincin atau gelang," jelas Pramono.

Baca Juga: Jasa Bengkel Mobil Tradisional di Pacitan Masih Tetap Bertahan

Pramono mengakui, dari hasil membuka usaha sepuh emas tersebut, setidaknya bisa membantu ekonomi keluarganya dan biaya anak sekolah. Bahkan dua orang putra-putrinya saat ini sudah ada yang menjadi seorang bidan dan anggota Polri. (yun/dur)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO