GRESIK, BANGSAONLINE.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik melakukan langkah cepat menyikapi banyaknya desa yang tak memiliki modin, karena meninggal dunia.
"Banyak laporan masuk ke MUI bahwa sejumlah desa tak memiliki modin setelah modin meninggal. Padahal peran modin sangat dibutuhkan di desa-desa," ujar Sekretaris MUI Gresik Abdul Munif,.
BACA JUGA:
- Nama Bu Min dan Anis Kian Menguat untuk Dampingi Gus Yani Maju Pilkada Gresik 2024
- Pura-Pura Dirampok, Perempuan Cantik dari PPS Gresik Ditangkap
- Bapak dan Anak yang Tercebur ke Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Petugas Perluas Pencarian
- Bapak dan Anak Tenggelam ke Sungai Sidoarjo-Gresik, Petugas Lakukan Pencarian
Ditegaskan Munif, modin memiliki peran strategis di desa-desa. Di antaranya, mengurus warga yang meninggal. "Sejumlah desa yang tak ada modin harus ambil modin dari desa lain untuk mengurus warga meninggal," jelasnya seraya menyatakan bahwa hal ini disebabkan karena masyarakat tak tertarik untuk menjadi modin.
Untuk itu, lanjut Munif, MUI saat ini gencar turun ke desa-desa untuk rekrutmen warga yang mau menjadi modin. MUI memberikan ilmu tentang kemodinan. Mulai tata cara merawat jenazah seperti memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan mengukuburkan.
"MUI ada anggaran untuk penyuluhan dan pendidikan bagi masyarakat yang ingin menjadi modin. Anggarannya Rp 5 juta untuk masing-masing kecamatan," imbuhnya.
Diharapkan, dengan adanya penyuluhan modin, banyak masyarakat bersedia menjadi modin. Sehingga, desa-desa yang kekosongan modin segera bisa terisi. "Mudah-mudah MUI segera bisa mengisi kekosongan modin di sejumlah desa," pungkasnya. (hud/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News