Empat Alasan Kader Golkar Menolak Ical Jadi Ketum Lagi

Empat Alasan Kader Golkar Menolak Ical Jadi Ketum Lagi Abu Rizal Bakrie bersama Jokowi. Foto: detik.com


JAKARTA(BangsaOnline) Pencalonan kembali Aburizal Bakrie (Ical) sebagai Ketum menuai protes dari internal partai. Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menyebut setidaknya ada 4 alasan yang menyebabkan hal tersebut.

"Pertama, tidak sepenuhnya janji-janji Ical dilaksanakan bersifat visi dan fisik," tutur Ray dalam diskusi 'Ketika Kalah dan Ricuh di Era Ical: Apa Selanjutnya?' di Kedai Kopi Deli, Jl Sunda No 7, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014).

Lebih lanjut, dikemukakannya dalam kampanye pemilihan Ketum lima tahun lalu Ical pernah berjanji membangun 25 lantai di DPP , meningkatkan kursi di parlemen dan sebagainya. Namun, menurut Ray tidak ada satu pun janji-janji itu terealisasikan.

"Kedua, target untuk menjadi nomor 1 tidak terealiasai, malahan menjadi nomor 2, terjadi penurunan kursi. Ketiga, jelas-jelas Pak Ical tidak mampu mengelola konflik," sambungnya.

Terakhir, Ketua Presidium KMP itu dinilai kehilangan wibawanya akibat terlalu 'mengekori' Koalisi Merah Putih (KMP).

"Istilahnya, untuk KMP. Dengan begitu sangat wajar ada kekecewaan dari lingkungan sendiri yang saat ini tengah siap-siap bersaing dengan Ical," terang Ray.

Konflik berkepanjangan ini bisa diselesaikan dengan diambilnya jalan kompromi antara dua kubu. Munas dikembalikan pada Januari 2015 dan Ical diperbolehkan mencalonkan diri kembali untuk bersaing dengan '7 Samurai' .

"Kompromi itu ada dengan munas dilakukan tetap Januari, Ical dan 7 caketum lainnya diperbolehkan ikut. Menurut saya itu elegan apalgi Ical kan sudah dapat dukungan 34 DPD jadi apa yang harus ditakutkan," pungkasnya.

Pencalonan kembali Aburizal Bakrie (Ical) sebagai Ketum menuai protes dari internal partai. Direktur Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menyebut setidaknya ada 4 alasan yang menyebabkan hal tersebut.

"Pertama, tidak sepenuhnya janji-janji Ical dilaksanakan bersifat visi dan fisik," tutur Ray dalam diskusi 'Ketika Kalah dan Ricuh di Era Ical: Apa Selanjutnya?' di Kedai Kopi Deli, Jl Sunda No 7, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014).

Lebih lanjut, dikemukakannya dalam kampanye pemilihan Ketum lima tahun lalu Ical pernah berjanji membangun 25 lantai di DPP , meningkatkan kursi di parlemen dan sebagainya. Namun, menurut Ray tidak ada satu pun janji-janji itu terealisasikan.

"Kedua, target untuk menjadi nomor 1 tidak terealiasai, malahan menjadi nomor 2, terjadi penurunan kursi. Ketiga, jelas-jelas Pak Ical tidak mampu mengelola konflik," sambungnya.

Terakhir, Ketua Presidium KMP itu dinilai kehilangan wibawanya akibat terlalu 'mengekori' Koalisi Merah Putih (KMP).

"Istilahnya, untuk KMP. Dengan begitu sangat wajar ada kekecewaan dari lingkungan sendiri yang saat ini tengah siap-siap bersaing dengan Ical," terang Ray.

Konflik berkepanjangan ini bisa diselesaikan dengan diambilnya jalan kompromi antara dua kubu. Munas dikembalikan pada Januari 2015 dan Ical diperbolehkan mencalonkan diri kembali untuk bersaing dengan '7 Samurai' .

"Kompromi itu ada dengan munas dilakukan tetap Januari, Ical dan 7 caketum lainnya diperbolehkan ikut. Menurut saya itu elegan apalgi Ical kan sudah dapat dukungan 34 DPD jadi apa yang harus ditakutkan," pungkasnya.

Sementara juru bicara Poros Muda , Andi Sinulingga, meyakini bahwa Ketua Umum Aburizal Bakrie tak lagi didukung menjadi ketua umum oleh para kader Partai . Ia menilai, Aburizal memiliki personal yang tidak baik sehingga akan berdampak buruk pada citra partai tersebut.

"Saya kira tidak hanya masyarakat, para kader juga tidak mau Aburizal memimpin lagi. Personifikasi ketua umum yang buruk akan berimplikasi pada citra partai," ujar Andi dalam diskusi di Jakarta, Kamis (27/11/2014).

Menurut Andi, banyak janji Aburizal yang tidak terealisasi saat ia memimpin . Misalnya, sebut Andi, Aburizal sempat berkata tidak berniat untuk menjadi presiden dan murni mengabdikan hidupnya untuk serta menyiapkan dana abadi untuk menyejahterakan partai.

"Betapa luar biasa idealismenya itu. Semua ini tidak pernah dilakukan. Ini semata ambisi pribadi Aburizal dan kelompoknya," kata Andi.

Andi menilai, membutuhkan sosok yang kuat untuk mengembalikan kejayaan . Figur tersebut, kata Andi, harus memiliki hasrat mengelola organisasi untuk melakukan konsolidasi dengan program yang bermanfaat. Selain itu, menurut Andi, seorang pemimpin semestinya menjadikan partai sebagai gudang gagasan untuk bertukar pikiran dalam menyelesaikan berbagai masalah internal.

Sumber: detik.com

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO