BOJONEGORO (BangsaOnline) - Debit air Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro sejak tiga
hari terakhir mengalami pasang surut, dari dibawah level sampai masuk
siaga satu. Hal itu membuat para petani di bantaran sungai terpanjang di
pulau jawa tersebut merasa was-was. Petani khawatir tanaman padinya
terendam air banjir.
Hari ini, Selasa (23/12/2014) ketinggian air
Bengawan Solo di papan duga Ledok kulon, Kecamatan/Kota Bojonegoro
pukul 06.00 WIB di titik 11.13 peilschal. Sebelumnya, kemarin (22/12)
sempat menyentuh 13.12 peilschaal atau mulai masuk siaga 1, sehingga
masyarakat dan para petani di bantaran sungai mulai panik.
Seperti
yang diungkapkan Sudardi (45), Warga Desa Temu, Kecamatan Kanor,
Bojonegoro. Dia merasa khawatir karena tanaman padi miliknya sudah
hampir bisa dipanen. Tanaman padi milik warga yang berada di sekitar
Bengawan Solo saat ini sudah berumur dua bulan sampai dua setengah
bulan. Diperkirakan dua minggu lagi para petani yang tersebar di
Kecamatan Kanor, Baureno dan Balen mulai panen.
"Kalau banjirnya
menggenangi rumah sudah biasa, yang kawatir kalau menggenangi tananaman
padi, karena waktu tanam biayanya banyak sekali," terangnya.
Ia
mengaku, saat mendengar kabar air Sungai Bengawan Solo naik sudah
was-was. Bahkan tidak hanya dirinya, melainkan istrinya pun ikut
khawatir jika banjir menenggelamkan raja kayanya (padi). Memang,
mayoritas warga yang tinggal di bantaran Bengawan Solo hanya
mengandalkan pertanian padinya, sehingga jika padinya terendam banjir
mereka seoalah tak berdaya.
"Harapan warga sini (Temu-Kanor)
hanya padinya bisa panen, kalau sudah gagal panen pasti terjadi paceklik
yang panjang," imbuhnya.
Sementara itu, Pemerintah Desa Temu dan
Kedungarum, Kecamatan Kanor melakukan pembangunan meninggikan tanggul
anak sungai di Desa Temu. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya
banjir luapan dari kali Desa Temu.
"Akhir tahun 2014 ini kita
prioritaskan untuk pembangunan tanggul anak sungai, kurang lebih 700
kilo meter tanggul kali yang kita bangun dengan mesin bekgou,
mudah-mudahan bisa mengantisipasi meluapnya air sungai, sehingga para
petani bisa memanen padinya," kata Kepala Desa Temu, Sentot Pranoto,
Selasa (23/12/2014).
Foto: Papan duga ketinggian air bengawan
Solo di Kelurah Ledok kulon dan pembangunan meninggikan tanggul sungai
di Desa Temu, Kanor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News