JEMBER, BANGSAONLINE.com - Kebijakan Pemkab Jember mengumpulkan pemudik di Jember Sport Garden (JSG) sebagai lokasi karantina dinilai anggota DPRD kurang manusiawi. Hal ini seperti disampaikan Agusta Jaka Purwana.
Menurut Augusta, dikumpulkannya para pemudik dalam satu lokasi justru membuat virus menyebar dengan cepat, karena tidak diketahui secara pasti siapa pembawanya.
"Tidak ada sekat-sekat antar pasien, mereka dijadikan dalam satu ruangan itu kurang manusiawi," kata Agusta usai sidak di Pos Covid-19 perbatasan Lumajang-Jember di Kecamatan Sumberbaru, Minggu (26/4/2020).
Sistem karantina terpusat, kata Agusta, dapat membahayakan orang yang dikarantina. "Sebab dengan begitu akan terjadi pertemuan banyak orang dan tidak dapat diketahui siapa yang membawa virus, maka dapat menjadi pusat penyebaran virus itu sendiri," ulasnya.
Untuk itu, pihaknya meminta Pemkab Jember agar memecah konsentrasi karantina menjadi beberapa tempat lebih spesifik.
Ia juga meminta agar ada tempat karantina di masing-masing pos pemeriksaan yang ada di pintu masuk ke Jember. Hal tersebut menurutnya akan mempermudah penanganan.
"Harus ada pemecahan tempat karantina agar penanganannya lebih mudah," ucap legislator Demokrat itu.
Diketahui hingga saat ini, hampir 200 orang dikarantina di JSG. Untuk memberikan kenyamanan selama 14 hari dikarantina, Pemkab Jember memberikan fasilitas berupa makan tiga kali, tempat tidur kasur, WiFi, televisi, sarana olah raga, dan bahkan ada pemandu senam tiap pagi.