Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
25. Walabitsuu fii kahfihim tsalaatsa mi-atin siniina waizdaaduu tis’aan
BACA JUGA:
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
- Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
- Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
- Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Dan mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun.
26. Quli allaahu a’lamu bimaa labitsuu lahu ghaybu alssamaawaati waal-ardhi abshir bihi wa-asmi’ maa lahum min duunihi min waliyyin walaa yusyriku fii hukmihi ahadaan
Katakanlah, “Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); milik-Nya semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tidak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain Dia; dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan.”
TAFSIR AKTUAL
Al-imam al-qurthuby menurunkan sejarah turunnya ayat ini (25) terkait dengan diskusi kecil yang mempersoalkan lama pemuda gua tidur di dalam gua. Versi al-Dlahhak, ayat itu semula hanya mengabarkan lamanya 300 saja tanpa keterangan waktu lebih detail. "..walabitsu fi kahfihim tsalats mi'ah". Kemudian menimbulkan pertanyaan: "300 apa? Tahun, bulan, atau hari?
Kemudian dijelaskan bahwa yang dimaksud adalah 300 tahun. "..walabitsu fi kahfihim tsalats mi'ah sinin". Ada tambahan kata "sinin", tahun. Itu pun masih menyisakan pertanyaan. Apakah hitungan tahun itu pakai dasar hitungan syamsiyah seperti yang biasa mereka pakai atau berdasar hitungan tahun qamariyah yang biasa dipakai bangsa arab?
Kemudian turun tambahan kata "wa izdadu tis'a ", plus sembilan. Jadi total lama tidur adalah 309 tahun. Di sini, meskipun tidak dijelaskan sembilan apa, tapi sudah terbaca, bahwa yang dimaksud adalah "tahun, sanah". Orang arab, utamanya yang ahli bahasa sudah mengerti dari tampilan 'adad (tis') yang berbentuk mudzakkar.
Dalam 'adad mufrad, jika al-'adad sudah dipatok "mudzakkar", maka al-ma'dud pasti mu'annats. Karena kaedahnya harus mukhalif, berlawanan. Soal waktu, yang berbentuk mu'annats adalah yang "tahun" (sanah). Lagian, sebelumnya sudah disebutkan kata tahun (Sinin, jamak). Sehingga tidak mungkin lagi dimaknai sepuluh bulan atau hari.