SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Penerapan protokol kesehatan di Kota Surabaya tengah disorot. Ini seiring pembiaran turnamen sepak bola yang digelar oleh Calon Wakil Wali (Cawawali) Kota Surabaya, Armuji. Sedangkan di saat bersamaan, Pemkot Surabaya justru menolak pengajuan izin penyelenggaraan lanjutan kompetisi basket nasional, IBL.
Seperti diketahui, Cawawali Armuji sudah sejak Jumat (25/9) menggelar turnamen sepak bola bertajuk Armuji Cup. Turnamen itu tak mengantongi rekom dari Asosiasi PSSI Kota Surabaya (Askot). Armuji Cup digelar di Lapangan Persada, Lidah Kulon tanpa menghadirkan penonton. Namun faktanya, turnamen itu tetap dihadiri sejumlah penonton dan mereka berkerumun.
BACA JUGA:
- Eri Cahyadi Bersama Armuji Kompak Datangi DPC PDIP Kota Surabaya untuk Pilkada 2024
- DPC PDIP Surabaya Usulkan Nama Eri Cahyadi-Armuji dalam Pilkada 2024
- Penjaringan Bacawali PDIP Surabaya, Eri: Saya Daftar Bersama Pak Armuji
- Naiki Perahu dari Dermaga Taman Ekspresi, Wawali Armuji Tinjau Normalisasi Kali Mas
Pada media, Ketua Askot PSSI Surabaya Mauritz Bernhard Pangkey menyayangkan panitia Armuji Cup yang nekat menggelar turnamen, meskipun tak mengantongi rekomendasi dari Askot. Ia menjelaskan, bahwa Askot tak bisa memberikan rekom karena panitia hanya melampirkan bukti tanda terima dari Pemkot Surabaya dan Kepolisian.
“Padahal untuk bisa menggelar turnamen di tengah pandemi seperti ini harus ada surat dari Gugus Tugas Covid-19,” kata Mauritz, Minggu (27/9).
Tidak ditindaknya Armuji Cup itu mematik reaksi dari anggota Komisi D DPRD Surabaya, yang selama ini menjadi mitra Dinas Pemuda dan Olahraga. Anggota Komisi D DPRD Surabaya Juliana Eva Wati mengaku kaget membaca berita bahwa Pemkot Surabaya membiarkan turnamen sepak bola yang digelar dengan kehadiran penonton.
“Awalnya saya baca berita, setelah saya cek, ternyata benar adanya. Saya sangat menyayangkan hal ini. Ini memperlihatkan Pemkot Surabaya tebang pilih dalam menegakkan aturan,” kata legislator yang biasa disapa Jeje itu.