SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Sensus penduduk (SP) yang berlangsung pada Februari hingga Maret dan diperpanjang sampai Mei 2020, telah selesai. Beragam data muncul. Antara lain, jumlah penduduk, lanjut pertumbuhan penduduk, jenis kelamin, hingga penyebaran penduduk.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, data tersebut bisa menjadi acuan pemerintah provinsi dalam mengambil kebijakan. Saat ini, jumlah penduduk di Jawa Timur mencapai 40,67 juta jiwa. Luas wilayah Provinsi Jawa Timur 47,8 ribu kilometer persegi.
BACA JUGA:
- Percepat Target Indonesia Emas, Khofifah Ajaak PMII Bangun Konsolidasi Internal dan Ekternal
- Rakor Pengembangan OPOP, Khofifah Bagikan 3 Semangat Majukan Ekonomi Pesantren
- Adhy Karyono Jamin Investasi di Jawa Timur Menguntungkan
- Pesan Pj Gubernur Jatim saat Terima Penghargaan dari Mendagri di Hari Otoda 2024
"Dengan begitu, tingkat kepadatan penduduk Provinsi Jawa Timur mencapai 851 jiwa per kilometer persegi," katanya, Jumat (22/1/2021).
Pada 2010, jumlah penduduk di Jawa Timur 37,48 juta jiwa. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk terkini, maka lajur pertumbuhan penduduk di Jawa Timur mencapai 0,79 persen.
Khofifah juga mengatakan, hasil sensus penduduk menunjukkan persentase penduduk yang domisilinya sesuai dan tidak sesuai dengan kartu keluarga. Rinciannya, 93,13 persen atau setara 37,87 juta penduduk berdomisili sesuai kartu keluarga. Sisanya, 6,87 persen atau setara dengan 2,79 juta penduduk domisilinya tidak sesuai kartu keluarga.
Saat ini, daerah dengan jumlah penduduk tertinggi masih Surabaya, yakni 2,87 juta jiwa. Daerah berikutnya adalah Kabupaten Malang, Jember, Sidoarjo, dan Banyuwangi. Khofifah menambahkan, daerah dengan jumlah penduduk paling rendah adalah Kota Mojokerto. "Yakni 132,43 ribu orang dalam satu kota," ungkapnya.
(Sebaran Penduduk Jawa Timur Menurut Wilayah Kelompok Budaya)