Hadapi MEA 2015, Pemkab Bondowoso Perbaiki Produk Kerajinan Lokal

Hadapi MEA 2015, Pemkab Bondowoso Perbaiki Produk Kerajinan Lokal Salah satu pengrajin kuningan di Bondowoso. foto: Sugiyanto/BangsaOnline.com

BONDOWOSO (BangsaOnline) - Pelaku industri kerajinan di Bondowoso siap meningkatkan kualitas. Peningkatan produk lokal yang mempunyai ciri khas tersendiri ini, untuk menghadapi era perdagangan bebas ASEAN pada akhir 2015 mendatang.

Salah satu Pejabat Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan, Deky mengatakan, bahwa pihaknya bakal fokus untuk menguatkan dan meningkatkan kemampuan SDM para perajin. Sebab menurutnya, hal tersebut merupakan salah satu cara agar bisa tetap bertahan dan bersaing di Pasar Bebas ASEAN, dengan mempertahankan ciri khas berbagai produk lokal yang ada di Kabupaten Bondowoso.

Baca Juga: Hadapi MEA, Puluhan Tukang Becak di Kediri Belajar Bahasa Inggris

“Diskoperindag sudah mengantisipasi dengan penguatan dan peningkatan skill perajin. Misalnya kuningan dan kerajinan besi kita tingkatkan kualitas dan desain produknya,” ujar Deky saat ditemui wartawan dikantornya Kamis (26/2).

Menurutnya, dari sekian banyak industri yang ada di Bondowoso, hanya beberapa saja yang siap untuk menghadapi MEA diantaranya industri kuningan, batik, kopi, dan pandai besi. Industri tersebut dianggap mampu bertahan karena memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah-daerah lainnya.

“Kerajinan kuningan khas Cindogo, Bondowoso sudah dikenal hingga ke berbagai daerah. Bahkan, para perajin kuningan tradisional ini kini mengandalkan pesanan dari luar kota untuk menjual hasil produksinya. Mengingat dalam beberapa tahun terakhir permintaan luar kota ini mendominasi penjualan,” imbuhnya.

Baca Juga: Seminar "Outlook Ekonomi 2016", Beber Persiapan Daerah untuk Hadapi MEA

Sementara itu, Bahrus, salah seorang perajin kuningan mengungkapkan biasanya permintaan dan luar kota ini mencapai ratusan buah perbulannya. Apalagi, jika pihaknya menerima pesanan khusus dari instansi-instansi tertentu. Salah satu order besar yang menjadi garapannya adalah pesanan ratusan selongsong peluru. Mulai dari ukuran kecil hingga besar.

“Kalau selongsong ini pesanan dari konsumen kami di Malang”, ujarnya.

Penjualan ke luar kota ini memang menjadi andalan dari para perajin kuningan di Cindogo. Mengingat, permintaan untuk dalam kota sendiri tidak terlalu besar. Para peminat dari luar kota sendiri tidak terlalu mempersoalkan harga kerajinan kuningan yang memang cukup tinggi. Hal itu karena harga tersebut sesuai dengan kualitas hasil produksi para perajin.

Baca Juga: Pasar Tradisional Sumenep belum Siap Bersaing di MEA

Seperti diketahui, kawasan Cindogo menjadi sentra kerajinan kuningan yang merupakan andalan dari Bondowoso. Ratusan pekerja menggantungkan nafkah dari kerajinan tersebut. Pemerintah daerah sendiri tidak tinggal diam dengan potensi khas ini. Dalam setiap kesempatan, pemerintah selalu membuka pasar baru untuk hasil produksi perajin. 

“Di sentra kerajinan kuningan Cindogo ini, aneka bentuk kerajinan berbahan baku utama kuningan digarap oleh perajin. Mulai dari hiasan rumah hingga keperluan rumah tangga lainnya. Sentra kerajinan ini juga menjadi salah satu jujugan wisatawan asing ketika berkunjung ke Bondowoso,” tandasnya.

Untuk itulah, Diskoperindag terus mendorong para pengrajin untuk meningkatkan kualitasnya.

Baca Juga: Hadapi MEA, Disperindag Pasuruan Latih Pelaku UKM

”Berdasarkan data dari Diskoperindag, setiap tahun jumlah Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) di Bondowoso meningkat minimal 5%. Saat ini jumlah UMKM dan IKM di Bondowoso mencapai 36 ribu lebih. Angka tersebut meningkat dibanding 2013 yang mencapai 28 ribu," pungkasnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO