FGD PWI Kediri Bahas Pengelolaan Bisnis Media di Tengah Pergeseran Teknologi Komunikasi

FGD PWI Kediri Bahas Pengelolaan Bisnis Media di Tengah Pergeseran Teknologi Komunikasi Para narasumber FGD, dari kiri, Mega Wulandari, Rofik Huda, Dr. Prima Ayu Rizki Mahanani, Dr. Prilani, Didik Mashudi, dan Danu Sukendro. foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kediri bersama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema Sinergitas Akademisi dan Praktisi, Dalam Membangun Pengelolaan Bisnis Media di tengah Pergeseran Teknologi Komunikasi, Selasa (22/06) kemarin.

Kegiatan tersebut, menghadirkan enam narasumber di antaranya Founder Koran Memo Group Mega Wulandari, CEO Andika FM Rofik Huda, Dewan Pembina PWI Kediri sekaligus wartawan Harian Surya Didik Mashudi, serta Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kediri yang juga wartawan Indosiar dan SCTV Danu Sukendro.

Baca Juga: Tingkatkan Pengawasan Partisipasif Pemilih Pemula, Bawaslu Kota Kediri Ajak Dialog Mahasiswa

Hadir pula narasumber dari kalangan akademisi. Mereka adalah Dr. Prilani, Dosen Komunisasi Penyiaran Islam (KPI) yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI Kediri serta Dr. Prima Ayu Rizki Mahanani, Dosen .

Ketua PWI Kediri, Bambang Iswahyoedhi, menjelaskan bahwa FGD ini dimotori oleh teman-teman Bidang Pendidikan PWI Kediri yang sengaja mengundang sejumlah narasumber berkompeten di bidangnya.

Pihaknya juga mengundang sejumlah peserta yang berasal dari kalangan mahasiswa. Ada dari , Universitas Pawyatan Daha Kediri, Universitas Brawijaya (UB) Kediri, Universitas Nusantara PGRI Kediri, Universitas Kadiri, dan Universitas Islam Kadiri (Uniska).

Baca Juga: Bekali Kiat Menulis Berita Ekonomi, ​BI Kediri Gelar Capacity Building dan Media Gathering

Sementara itu, dalam pemaparannya, Dr Prilani mengatakan latar belakang FGD ini salah satunya adalah adanya permasalahan pengelolaan media. Yakni yang ditandai dengan penurunan oplah media cetak, tidak signifikannya pendengar radio, bahkan market share industri televisi yang terus menurun.

Fenomena ini, katanya, terjadi karena perkembangan teknologi komunikasi yang merubah pola konsumsi media dengan bertumpu pada new media dan media sosial.

Karena itu, dosen yang akrab disapa Mas April ini menyarankan perguruan tinggi yzang mempunyai konsen dalam bidang komunikasi maupun jurnalistik, harus mengikuti fenomena ini dengan menyesuaikan kurikulum maupun sarana dan prasarana seperti laboratorium. Di sisi lain kompetensi pengajar juga didasarkan pada aspek kebutuhan secara profesional.

Baca Juga: Pertemuan AIAT se-Indonesia di IAIN Kediri: Dorong Pengarusutamaan Riset Berbasis Surah

“Pengelolaan media sebagai industri harus sedapat mungkin melakukan penyesuaian dengan pergeseran teknologi komunikasi. Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan multiplatform media dan melakukan revolusi terhadap sumber daya manusia, baik itu pengelola maupun wartawan atau jurnalis untuk dapat memberikan informasi secara cepat, tetapi tidak melupakan akurasinya,” terangnya.

Tujuan dari kegiatan ini, lanjut Prilani, adalah untuk memberikan pemahaman kepada dunia perguruan tinggi untuk mampu beradaptasi dengan perubahan media saat ini. Selain itu, juga mengingatkan praktisi media untuk tidak melupakan pakem pengelolaan media di tengah kompetisi pasar.

"Dan terakhir adalah sinergitas perguruan tinggi khususnya prodi komunikasi dan penyiaran islam dengan asosiasi wartawan, jurnalis, pengelola media, khususnya Persatuan Wartawan Indonesia Kediri,” tutup Prilani. (uji/rev)

Baca Juga: Berangkat ke Porwanas XIV di Banjarmasin, 2 Atlet Catur PWI Kediri Targetkan Emas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO