GRESIK, BANGSAONLINE.com - Pengadilan Negeri (PN) Tipikor Surabaya melanjutkan sidang perkara tindak pidana korupsi (Tipikor) dengan terdakwa Camat Duduksampeyan, Kabupaten Gresik Nonaktif Suropadi, Selasa (3/8/2021).
Sidang dipimpin Ketua Majelis Hakim Dr. Johanis Hehamoni, S.H., M.H. dengan materi pembacaan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Gresik kepada terdakwa Suropadi.
BACA JUGA:
- Pura-Pura Dirampok, Perempuan Cantik dari PPS Gresik Ditangkap
- Bapak dan Anak yang Tercebur ke Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Petugas Perluas Pencarian
- Bapak dan Anak Tenggelam ke Sungai Sidoarjo-Gresik, Petugas Lakukan Pencarian
- Diduga Pemicu Kerusuhan H-1 Lebaran, Dua dari Sepuluh Remaja di Gresik Diamankan Polisi
Dalam sidang tersebut, terdakwa Suropadi yang didampingi 2 penasihat hukum (PH) dari Kantor Hukum Fajar Trilaksana, Rudi Suprayitno, S.H., Muhlison, S.H., dituntut hukuman 8 tahun penjara.
Terdakwa Suropadi juga dikenakan membayar denda Rp 300 juta atau 6 bulan kurungan, serta pengembalian uang negara Rp 1,04 miliar atau 1 tahun kurungan.
Lalu, apa reaksi PH Terdakwa Suropadi? Andi Fajar Yulianto, S.H.,M.H., C.T.L, salah satu PH terdakwa mengaku bahwa tuntutan jaksa di luar ekspetasinya. "Boleh dikatakan tuntutan sangat istimewa. Ternyata untuk mencari sebuah keadilan memang tidak mudah," ucap Fajar kepada BANGSAONLINE.com, Selasa (3/8/2021).
"Memberikan kata adil buat seorang Suropadi yang telah melakukan pengabdian, loyalitas tanpa batas serta segudang prestasi yang kasat mata di lingkup Pemkab Gresik tak ada sama sekali," kata Fajar.