Kemiskinan Disekitar Ladang Migas Tinggi
Editor: Revol
Wartawan: Eky Nurhadi
Senin, 30 Maret 2015 16:49 WIB
BOJONEGORO (BangsaOnline) – Adanya industrialiasasi minyak dan gas bumi (migas) di Bojonegoro ternyata tidak dapat menjamin kemakmuran bagi masyarakat sekitar. Buktinya, angka kemiskinan di daerah sekitar ladang migas Blok Cepu di Bojonegoro hingga kini masih cukup tinggi.
Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Gayam, Tamzil mengatakan, jumlah penduduk miskin dari 12 desa di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro tercatat sebanyak 2.325 kepala keluarga (KK).
BACA JUGA:
Gubernur Khofifah Optimalkan Penyaluran Bansos dan Sejumlah Program Pengentasan Kemiskinan
5 Alasan ini Membuat Orang Menolak Dikasihani
Baznas Jatim Dibantu Pramuka Gelar Bedah Rumah dan Beri Bantuan Modal di Trenggalek
Jadi Keynote Speaker Seminar HPN 2022 di Lamongan, Wagub Jatim Beber Solusi Atasi Kemiskinan Ekstrem
Padahal, 12 desa di Kecamatan Gayam itu merupakan wilayah ring satu ladang migas Blok Cepu yakni Gayam, Ringintunggal, Begadon, Brabowan, Bonorejo, Beged, Mojodelik, Ngraho, Katur, Sudu, Cengungklung, dan Manukan.
"Di Desa Mojodelik yang merupakan desa penghasil migas Blok Cepu misalnya, jumlah penduduk sebanyak 4.240 KK, keluarga yang miskin sebanyak 263 KK. Ini cukup tinggi," katanya kemarin, (30/3).
Sementara di Desa Gayam tercatat jumlah penduduk miskinnya sebanyak 249 dari 6.407 jiwa dan di Desa Katur tercatat jumlah penduduk miskin sebanyak 398 kepala keluarga dari jumlah penduduk 3.919.
"Seluruh Kecamatan Gayam jumlah penduduknya tercatat sebanyak 32.944 jiwa, yang sampai saat ini masih tergolong miskin jumlahnya 2.325 keluarga," jelasnya.
Menurut Tamzil, jumlah penduduk miskin di daerah sekitar ladang migas Blok Cepu memang tinggi. Berkurangnya lahan pertanian yang beralih menjadi lahan proyek migas Blok Cepu turut memengaruhi semakin tingginya jumlah penduduk miskin.
“Sebelumnya mayoritas penduduk di sekitar ladang migas Blok Cepu bekerja sebagai petani dan buruh tani. Tetapi karena lahan pertanian berkurang, mereka banyak beralih profesi menjadi pekerja proyek migas,” ujarnya.
Namun, kata dia, proyek migas Blok Cepu tidak berlangsung lama. Akibatnya, setelah proyek migas Blok Cepu selesai timbul dampak sosial berupa bertambahnya pengangguran dan kemiskinan.
“Kalau tidak ditangani dengan tepat, maka kemiskinan di daerah sekitar ladang migas Blok Cepu bisa menimbulkan gejolak sosial,” pungkasnya.