Soal Terbitnya SE Menag, Ketua DMI Jatim: Jangan Lupa Sosialisasi dan Pertimbangkan Kearifan Lokal | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Soal Terbitnya SE Menag, Ketua DMI Jatim: Jangan Lupa Sosialisasi dan Pertimbangkan Kearifan Lokal

Editor: Tim
Wartawan: Yudi Arianto
Jumat, 25 Februari 2022 20:25 WIB

Ketua DMI Jatim Drs KH Muhammad Roziqi saat berada di ruang kerjanya. foto: YUDI A/BANGSAONLINE

Saat ditanya terkait rencana Badan Nasional Penanggulangan Teroris () untuk melakukan pemetaan terhadap masjid-masjid yang terindikasi paham-paham radikal, menurut Roziqi hal tersebut harus dikaji ulang.

"Akan tetapi kalau yang berkaitan dengan , paham yang masuk di masjid, kemudian masjid ini menjadi masjid radikal, ini kok saya kurang sependapat. Karena masjid ini tempat ibadah. Kalau ini kan paham. Mungkin ada saat-saat tertentu ada penceramah yang ceramahnya itu isinya keras. Itu kan bukan dari masjidnya, takmirnya yang seharusnya bertanggung jawab," terangnya.

Selain tanggung jawab takmir, lanjut Roziqi, para jamaah juga berkewajiban untuk segera melaporkan hal tersebut ke pihak berwajib. Karena penceramah tersebut secara sengaja menebar kebencian terhadap kelompok masyarakat lain, atau menjelek-jelekkan pemerintah, hingga membuat jamaah resah.

Kalau memang mau memetakan, Roziqi memberikan saran supaya langsung melihat masjid-masjid mana saja yang sering ada penceramah atau khatib yang isinya mengajarkan paham  yang mengancam keutuhan NKRI.

"Kalau di Jawa Timur sendiri, selama ini kita sudah beberapa kali kerja sama dengan dengan melakukan pelatihan kepada para khatib. Kemudian dari pihak kepolisian atau yang memberikan materi terkait ," ungkapnya.

Kemudian, DMI juga telah melakukan pendataan terhadap 43 ribu lebih masjid yang ada di Jawa Timur. Pendatan ini karena terkait dengan program Gubernur Jatim dalam memberikan uang kehormatan kepada sebanyak 40 ribu imam setiap tahunnya.

"Hasil pendataan kami, tidak ada masjid yang berpaham radikal. Makanya, selama ini kan tidak ada yang membuat bom di masjid. Yang ada kan selama ini mereka membuat bomnya di kos-kosan atau rumah kontrakan. Jadi, seharusnya yang diperhatikan adalah orang-orang yang mencurigakan di tempat-tempat kos," tandasnya. (ian/tim)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video