Nasib Terigu seperti Pemikul Salib, Harga Indomie Terus Naik, RI Impor Gandum dari Ukraina | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Nasib Terigu seperti Pemikul Salib, Harga Indomie Terus Naik, RI Impor Gandum dari Ukraina

Editor: MMA
Kamis, 24 Maret 2022 10:56 WIB

Dahlan Iskan di area persawahan Amerika Serikat yang ditanami gandum. Foto: ist

Di tahap inilah persaingan antar produk menjadi sangat seru. Kini saatnya mereka adu cerdik strategi marketing. Agar kerugian bisa ditekan, tapi pangsa pasar tidak dimakan pesaing.

Tentu dengan perang Ukraina yang seperti slow motion ini, menahan harga tidak akan bisa bertahan lama. Pada akhirnya adalah: laba. Memang harga Indomie, sampai kemarin, masih Rp 2.900/bungkus. Tapi harga itu bisa bertahan berapa lama lagi? Untuk apa laris tapi rugi? Untuk apa kian laris produknya kian besar kerugiannya?

Maka menaikkan harga, pada akhirnya tidak bisa dihindari. Apalagi bagi produsen roti. Yang harga gula pun ikutan naik. Dan harga elpiji tidak mau ketinggalan. Akhirnya konsumen juga yang jadi pemikul beban terakhir semua itu: bukan hanya Volodymyr Zelenskyy dan apalagi Vladimir Putin.

Terigu ini bagi Indonesia adalah bencana nasional jangka panjang. Bahkan seumur hidup.

Problem jangka panjang impor BBM bisa diatasi dengan mobil listrik. Kalau mau. Masih ada jalan. Kalau bisa. Tapi persoalan jangka panjang akan seperti pemikul salib: seumur hidup.

Konsumsi nasional terus naik. Kenyataannya begitu. Rasa mie pun kian diperbanyak. Sampai pun ke rasa laksa dan rendang. Bahkan rasa soto.

Konsumsi tidak bakalan bisa turun. Generasi baru kian beralih ke mie dan roti. Padahal kita tidak pernah bisa menanam . Kita negara tropis. Gandum tidak bisa tumbuh baik di Indonesia.

Dari logika itu terlihat ketahanan pangan kita paling rawan. Gandum adalah supremasi negara Barat. Tidak mungkin Barat melahirkan hasil penelitian bidang pengganti .

Eropa sepakat: krisis minyak akibat perang Ukraina harus jadi momentum penentu. Perang ini harus jadi pemaksa agar Eropa beralih ke green energy.

Mereka tidak punya problem . Biar pun sedang perang mereka tetap bisa menanam . Sedang kita, perangnya di sana, sakitnya di sini. (Dahlan Iskan)

Anda bisa menanggapi tulisan Dahlan Iskan dengan berkomentar http://disway.id/. Setiap hari Dahlan Iskan akan memilih langsung komentar terbaik untuk ditampilkan di Disway.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video