Heboh NU Kultural Wajib Ber-PKB, NU Struktural Sakkarepmu
Editor: M Mas'ud Adnan
Minggu, 15 Mei 2022 09:06 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com – Warga NU heboh. Kini beredar desain kaos bertuliskan “NU Kultural Wajib Ber-PKB, NU Struktural Sakkarepmu!”.
Ini benar-benar memantik perhatian publik. Terutama warga NU. Termasuk kiai NU tentunya. Karena tulisan yang tertera pada kaos itu– atau lebih tepatnya meme kaos itu – sangat sarkastis: mencemooh, mengejek, menyepelekan atau meremehkan!
BACA JUGA:
PKB Pasang Target Batu 1 di Pilkada 2024
Cak Imin Sebut Wasekjen PBNU Pengangguran Cari Kegiatan, Gegara Bela Gus Ipul soal Regenerasi PKB
Di Konawe, Khofifah Ungkap Pesan Hadratussyaikh, yang Berjuang di NU Diakui Santrinya
Kandidat Ketua DPRD Gresik, Mohammad dan Syahrul Bersaing Ketat
Mencemooh dan meremehkan siapa? Tentu PBNU. PKB seolah sangat tak butuh pada PBNU. Bahasa “sakarepmu” itu sangat kasar. Terserah kau! Mau ber-PKB atau tidak! Gak Butuh! Kira-kira seperti itulah terjemahan bebasnya.
Kini sorotan publik langsung tertuju pada Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Yang sedang “berseteru” dengan Ketua Umum PKB A Muhaimin Iskandar (Cak Imin).
Seperti diberitakan BANGSONLINE.com, Cak Imin berpendapat bahwa Yahya berbicara apa saja tentang PKB tak akan berpengaruh.
“Bahkan, Yahya Cholil Ketum PBNU ngomong apa aja terhadap PKB, enggak ngaruh sama sekali," kata Muhaimin Iskandar dalam acara "Ngabuburit Bersama Tokoh" CNN Indonesia TV, Ahad (1/5/2022).
Politikus bernama lengkap Abdul Muhaimin Iskandar itu mengatakan, semua lembaga survei menyebutkan bahwa 13 juta pemilih PKB loyal, solid sampai ke bawah. Tak perlu ada ketergantungan pada NU, apalagi PBNU.
(KH Yahya Staquf. Foto: twitter)
Jargon NU "Kultural Wajib Ber-PKB, NU Struktural Sakkarep" itu muncul dari KH Imam Jazuli, alumnus Pesantren Lirboyo Kediri dan Universitas Al Azhar Mesir yang kini pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia (BIMA) Cirebon. Kiai muda yang pesantrennya berorientasi pada perguruan tinggi internasional itu memang selalu berada di belakang Cak Imin.
Lebih-lebih sekarang. Ia berbeda pendapat dengan Yahya Staquf. Kiai Imam Jazuli yang mantan pendiri dan ketua PDIP di Mesir itu memang punya obsesi membesarkan PKB. Sedang Yahya Staquf kini justru lebih dekat dengan PDIP. Bahkan Yahya menempatkan politikus PDIP ke dalam posisi penting PBNU. Di antaranya Mardani Maming, Ketua DPD PDIP Kalsel, yang dijadikan bendahara umum PBNU.
Yang pasti, kini meme kaos itu beredar di grup-grup WhatsApp (WA) para kiai dan kader NU, baik di Jakarta maupun di berbagai daerah.
"Ini tak sesuai khittah. Ngrusak NU," komentar seorang kiai yang mantan Wakil Ketua PWNU Jawa Timur di grup WA para kiai dan akademisi NU. Namun kiai yang pro PKB justru berkomentar sebaliknya.
"Siapa yang lebih dulu merusak NU," katanya.
Banyak tanggapan. Pro-kontra. Namun ada juga yang justru tersenyum. Menganggap itu hiburan. Di tengah kesumpekan polarisasi sosial. Yang tak kunjung terurai.
APA ITU NU STRUKTURAL DAN NU KULTURAL