Romantis dan Ditulis Tangan, Ini Surat Cinta Bung Karno pada Hariatie yang Berumur 23 Tahun | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Romantis dan Ditulis Tangan, Ini Surat Cinta Bung Karno pada Hariatie yang Berumur 23 Tahun

Editor: MMA
Rabu, 22 Juni 2022 08:11 WIB

Bung Karno dan Hariatie. Foto: ist

Nanang punya monumennya sendiri: berkat protes Mas Trip itu ia menemukan surat-surat cinta .

Salah satunya dalam bahasa Inggris. Sangat . Itulah surat seorang laki-laki berumur 62 tahun kepada seorang ning berumur 23 tahun.

Saat menulis surat itu, sebenarnya, lagi di tengah kesibukan luar biasa: menyusun pidato kenegaraan tanggal 17 Agustus 1963. Toh ia sempatkan menulis surat cinta ini:

“I am writing my speech for the 17th of this month. I try to concentrate my mind, to concentrate all my soul, on what I shall say to the people on that day. In doing so, I think of you every moment. Because you are my inspiration, you are my strength of soul. That is why I ask you, my darling, to always strengthen my heart, my mind, my soul. Make me strong, make me the king of kings.

Oh darling, don't cry in my presence, because it makes me confused. It makes me like a living corpse, it makes me like having no ground. It makes me so weak, so weak, so weak. It makes me cry and weep in my heart. You are my only hold. You are my only strength. You are my only hope. Don't make me weak and don't make me have no hope in life. Remember always: you are my only love. I live in you, and you live in me.

Again: In writing this speech (17th of August) I concentrate my mind intensely on what I shall say to the people, and on you. I repeat you are my inspiration, you are the bright star shining over me.

Bukan main.

Begitulah memang kalau lagi jatuh cinta. Juga Anda. Kan mirip itu juga suratnya pada istri keempat: Hartini. Juga pada istri kelima: Ratna Sari Dewi.

Nanang memotret hampir seluruh koleksi Enny terkait dengan . Termasuk foto ketika Enny masih kecil, bersama dan yang lagi tiduran santai.

Itu foto ketika lagi diam-diam ke Surabaya. Ke rumah . Di Jalan Comal. Rumah ini nyaris di tikungan sehingga terlihat jelas dari Jalan Raya Darmo, jalan paling utama di Surabaya.

Nanang mengunjungi rumah itu kemarin. Masih seperti yang dulu. Tak berpenghuni. Terkunci. Telantar. Terbengkalai. Kotor. Rusuh. Penuh rumput liar.

Diduga rumah di Jalan Comal itu pemberian . Keluarga tidak mungkin bisa membeli rumah di kawasan begitu elite. lahir di kampung Manyar Pumpungan, salah satu kampung miskin di Surabaya zaman itu.

Di kampung itu ikut kelompok kesenian. Ia pandai menari. Tari Jawa. Seperti gandrung dan langendrian. Kelompok kesenian Manyar Pumpungan itu di bawah pimpinan Dwijo. Saya ingin melacak keberadaan kelompok tari ini. Kok begitu hebat. Sampai diundang menari di Istana Cipanas. Tampil di depan Presiden .

Saat di Cipanas yang sejuk itulah tertarik pada . Lalu diperintahkan untuk pindah ke Jakarta. Diangkatlah dia menjadi pegawai di Sekretariat Negara –bagian kesenian.

pun bisa tetap dekat dengan . Presiden sering titip surat cinta ke pegawai baru di Setneg itu.

Surat cinta itu selalu ditulis tangan. Lalu dimasukkan amplop yang ada di dekat Presiden. Tanpa ditutup. Tanpa dilem. Amplop Istana Negara. seperti tidak peduli kalau pun surat itu dibaca oleh si kurir. Atau sangat percaya si kurir tidak akan berani membacanya.

Akhirnya mengawini Hariyaie secara sah. Surat kawinnya pun masih tersimpan di album Enny. Nanang pun memotretnya. Kelihatannya, justru setelah resmi jadi istri , pulang ke Surabaya, ke Jalan Comal itu.

Nanang menuliskan semua pengamatan di rumah Enny itu. Nanang lulusan Universitas Katolik Widya Mandala. Jurusan bahasa Inggris. Lalu jadi penyiar TVRI, siaran bahasa Inggris. Nanang sempat sekolah di Nottingham, Inggris, sebelum akhirnya diajak Imawan Mashuri mendirikan JTV.

Saya tidak pernah mau menyebut apa kepanjangan JTV. "Biar saja seperti anak kecil diberi nama Abu saja," kata saya selalu. Setelah besar nanti akan tahu sendri Abu-siapa.

Kalau anak itu tumbuh menjadi orang baik kita akan panggil ia Abu Bakar. Atau ia jadi pelawak kita panggil Abu Nawas. Kalau ia jadi orang yang tidak jelas kita panggil Abu-abu.

"JTV pun demikian. Kalau kelak maju kita sebut Jatim TV. Tapi kalau ternyata parah kita sebut Jancuk TV," kata saya.

Nanang terus berkarir di JTV. Sampai jadi direktur. Sampai pensiun dan kini jadi aktivis pembela sejarah. Nanang punya perkumpulan pecinta sejarah. Namanya Begandring. Diambil dari bahasa Belanda: ngoceh-ngoceh. Ia jadi ketuanya. Kelompok inilah yang vokal kalau ada peninggalan sejarah yang diganggu.

Kesimpulan Nanang, hanya dua tahun menjadi istri . Tahun 1963 kawin. Tahun 1965 terjadi G30S/PKI. Suasana politik tidak menentu.

Tapi, tulis Nanang, baru cerai di tahun 1967. Berarti ketika sudah dalam status ''tahanan politik'' Presiden Soeharto. lantas meninggal di tahun 1970. Yakni ketika masih berumur 30 tahun. Belum punya anak.

Nanang menulis, lantas kawin lagi. Yakni dengan Sakri Sukirman. Ia masih orang dekat . Salah satu ajudan presiden. Dengan Sukirman, punya anak empat orang.

sendiri belum lama meninggal. Tahun 2016. Makamnya di TPU Kebon Nanas Jakarta.

Berarti, kini tinggal Ratna Sari Dewi yang masih hidup. Yang tinggal di Paris. Juga Jurike Sanger. Yang tinggal di dekat Los Angeles.

Nanang tidak akan menemukan jenis surat-surat cinta seperti itu sekarang dan di masa yang akan datang. Kini banyak surat cinta yang langsung di-delete keesokan harinya. Atau ter-delete. (Dahlan Iskan)

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video