Punya 20 Jenis Usaha, Rumah Padat Karya Surabaya Serap Ratusan Tenaga Kerja dari Keluarga MBR | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Punya 20 Jenis Usaha, Rumah Padat Karya Surabaya Serap Ratusan Tenaga Kerja dari Keluarga MBR

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Yudi Arianto
Rabu, 29 Juni 2022 21:26 WIB

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat meninjau rumah padat karya yang dimanfaatkan untuk budi daya jangkrik.

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Lahan aset milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya yang tersebar di 31 kecamatan terus dimaksimalkan untuk rumah padat karya. Sudah ratusan tenaga kerja yang terserap di lahan aset tersebut. Mereka umumnya merupakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di wilayah sekitar.

Aset yang meliputi lahan kosong, bekas tanah kas desa (BTKD), tambak, hingga taman hutan raya (Tahura), itu dikelola menjadi beraneka ragam klasifikasi bidang usaha oleh MBR. Mulai dari perikanan, peternakan, pertanian, laundry, jahit, cuci motor, potong rambut, kafe hingga budi daya maggot.

Wali Eri Cahyadi mengatakan, tujuan program padat karya itu untuk menurunkan angka kemiskinan di Kota Pahlawan. Caranya, menyulap lahan aset di setiap wilayah menjadi lahan usaha untuk menambah pendapatan warga.

"Jadi, padat karya itu adalah memancing. Bagaimana warga Surabaya dari MBR mau berusaha, mau bekerja. Dan ketika mereka bekerja, kita pastikan mendapatkan pendapatan yang layak Rp2-3 juta per bulan," kata Eri Cahyadi.

Lahan yang tersedia itu dimanfaatkan sesuai potensi di masing-masing wilayah. Misalnya, aset berupa lahan kosong bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Ketika lahan aset berupa tambak, maka bisa dijadikan usaha perikanan.

"Pertama kita lihat apa yang bisa kita lakukan untuk aset itu. Kedua, MBR atau yang belum mendapat pekerjaan kita tawarkan apa yang mereka inginkan. Nah, kita sampaikan bisa tidak kalau model (usaha) seperti ini," katanya.

Minimal, Eri Cahyadi menargetkan keluarga MBR yang memanfaatkan lahan aset tersebut bisa mendapatkan tambahan pemasukan Rp2 juta per bulan. "Kalau sudah bisa berjalan, baru ditambah lagi. Nah, kita utamakan yang MBR dulu. Setelah itu, baru kita bergerak ke yang lainnya," jelas dia.

Politikus PDIP juga meminta jajarannya untuk bisa membaca peluang ketika membuka rumah padat karya di masing-masing wilayah. Ia meminta usaha yang dibuka rumah padat karya tidak menjadi pesaing usaha yang telah ada di wilayah tersebut. Kecuali peluang jenis usaha itu memang masih ada.

“Jadi, kita juga harus pandai membaca marketnya, dan yang paling penting bagaimana warga ini bisa bergerak,” ujarnya.

Menurutnya, membangun dan mensejahterakan warga tidak bisa menggunakan ego sektoral. Tapi, melalui kebersamaan dan gotong-royong. Ketika warga bergotong-royong menggerakkan ekonomi kerakyatan, ia optimis ini akan semakin makmur dan maju.

"Semoga rumah padat karya ini dapat memberikan manfaat yang luar biasa kepada warga Surabaya," harapnya.

Rumah padat karya sendiri sudah memiliki sebanyak 20 jenis usaha, berdasarkan data sistem aplikasi pemkot. Sedikitnya 305 jiwa dari keluarga MBR yang telah diserap sebagai tenaga kerja. Jumlah itu kemungkinan bertambah, karena perangkat daerah (PD) terkait bersama pihak kecamatan terus melakukan entry data. Sehingga, jumlah tenaga kerja yang sudah diserap melalui program tersebut bisa lebih dari 305 jiwa.

Adapun rumah padat karya yang telah terdata itu tersebar di 31 kecamatan Surabaya. Di antaranya, di wilayah Kecamatan Jambangan, berupa pertanian jagung manis, kacang panjang, timun, pepaya, serta pedaging. 

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video