Tahlilan Lim Xiao Ming atau Herman Halim, Lim Qing Hai Pintar Bahasa Arab | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tahlilan Lim Xiao Ming atau Herman Halim, Lim Qing Hai Pintar Bahasa Arab

Editor: MMA
Minggu, 21 Agustus 2022 08:50 WIB

Dahlan Iskan

SURABAYA, BANGSAONLINE.com Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan, diundang tahlil meninggalnya Lim Xiao Ming. Yang menarik, anak Lim Xiao Ming yang bernama Lim Qing Hai malah malah pintar bahasa Arab. Kalau bahasa Mandarin?

Silakan baca tulisan wartawan kondang, Dahlan Iskan, di BANGSAONLINE.com pagi ini, Ahad 21 Agustus 2022. Selamat membaca:

SAYA diundang Jumat malam kemarin. Tahlilan tujuh hari. Di sebuah masjid Surabaya. Yang meninggal 林孝銘 (Lim Xiao Ming).

Ternyata saya diminta merangkap jadi penerjemah. Setelah memang ada acara sambutan tunggal: wakil keluarga almarhum. Yang tampil anak bungsunya: 林庆海 (Lim Qing Hai).

Sang anak masih belum bisa berbahasa Indonesia dengan lancar. Ia ingin memberi sambutan dalam bahasa asing. Terserah saya, ia harus pidato pakai bahasa apa. Agar lebih mudah bagi saya untuk menerjemahkannya.

Lim Qing Hai bisa berbahasa Inggris dan Arab. Sama fasihnya. Saya pilih ia pakai bahasa Inggris saja. Saya malu padanya: bahasa Arab saya parah sekali.

"Bisa bahasa Mandarin?" tanya saya pada Lim Qing Hai.

"Ma ma hu hu," jawabnya. Ma berarti kuda. Hu berarti harimau. Ma ma hu hu bukan berarti kuda kuda macan macan. Rasanya, maksudnya: begitu begitu. Itu jawaban merendah untuk mengatakan "so so". Tapi biarlah komentator Budi Utomo dan Liang YangAn yang membahasnya: mengapa pakai ma ma hu hu.

Tahlilan itu diadakan di masjid Cheng Ho Surabaya –masjid pertama di Indonesia dengan arsitektur Tiongkok. Yang meninggal tadi memang salah satu pengurus masjid Cheng Ho. Di masjid itu pula Lim Xiao Ming menyatakan diri menjadi mualaf.

Nama Indonesianya: . Seminggu sebelum meninggal saya masih makan siang bersamanya. Ramai-ramai. Bersama tokoh-tokoh Tionghoa dari perkumpulan Fuqing. Yakni mereka yang punya leluhur di kabupaten Fuqing, provinsi Fujian.

Hari itu perkumpulan pemuda/pemudi Fuqing berkumpul di Surabaya. Dari seluruh Indonesia. Tokoh-tokoh seniornya ikut hadir: Alim Markus –"Cintailah Produk-produk Indonesia"–, Wencin Si raja emas, Mingky dari Ming Garden, pabrik baja, dan banyak lagi.

Saya diminta jadi pembicara di forum itu. Lalu tokoh-tokoh tersebut meninggalkan forum: makan siang di sebuah restoran Tionghoa yang terkenal dengan menu pao yu-nya: Kapin.

Saya tidak menyangka meninggal seminggu kemudian. Di Singapura. Ia memang ke Singapura. Ingin ke dokter. Tapi bukan untuk berobat. Hanya check up. Bersama istri sambungnya. Sudah tiga tahun mereka tidak kontrol.

Di Singapura ia terjatuh. Lemas. Terkulai. Meninggal. Usianya 70 tahun. Lim Xiao Ming punya leluhur di Fuqing. Satu kampung dengan Alim Markus dan konglomerat terbesar Indonesia Liem Sioe Liong.

Saya kenal lama dengan . Puluhan tahun. Sejak kantor kami sama-sama di Jalan Kembang Jepun. Ia sumber berita bagi wartawan Surabaya. Jabatannya: ketua Persatuan Bank-bank Swasta Nasional Surabaya. Saya sering diskusi ekonomi dengannya.

Herman juga menjadi ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya –sekarang menjadi Universitas Hayam Wuruk. Saya sering senam dansa di halaman kampus itu –yang lama maupun yang kampus baru.

Ketika Alim Markus mendirikan Bank Maspion, diminta menjadi direktur utama bank itu. Sampai meninggalnya.

Sebenarnya ia akan pensiun tahun ini. Bukan saja sudah berumur 70 tahun, tapi juga karena bank itu sudah dijual. Dibeli bank swasta dari Thailand. Proses pembelian itu tidak mudah. Tapi akhirnya selesai. Bulan lalu. Tuntas. Alim Markus dapat untung banyak. bisa mengakhiri pengabdiannya dengan baik.

Dan ternyata ia juga mengakhiri hidupnya. Dengan husnul khatimah –Insya Allah.

Saya pikir jenazahnya akan dikremasi di Singapura. Saya tanyakan itu ke putranya. "Tidak dikremasi," jawab Lim Qing Hai lewat WA. "Akan dimakamkan secara Islam di pemakaman Islam Singapura," tambahnya.

Lim Qing Hai biasa dipanggil Andrew. Andrew Lim. Rupanya Andrew mengalami kesulitan soal pemakaman itu. Hanya yang warga Singapura yang boleh dikubur di sana. Atau pemegang permanen resident. Atau keluarga langsung mereka. Tanah begitu terbatas.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video