Peserta Bedah Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan di Kota Pasuruan Membeludak hingga ke Luar Halaman
Editor: Yudi Arianto
Wartawan: Ahmad Fuad
Minggu, 25 September 2022 21:34 WIB
KOTA PASURUAN, BANGSAONLINE.com - Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Pasuruan menggelar acara bedah buku yang menceritakan figur Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim yang tak lain merupakan Ketua Umum Pergunu, Minggu (25/09/2022).
Dalam acara yang digelar di RM Palem Resto milik Ketua Fraksi DPRD Provinsi Jawa Timur H Muzamil Syafi'i, tepatnya di Kelurahan Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan itu dibedah langsung oleh penulis buku berjudul "Kiai Miliader Tapi Dermawan" tersebut, yakni EM Mas'ud Adnan, Direktur Utama HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com.
BACA JUGA:
Diundang Gubernur Maluku, Kiai Asep Berikan Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan, Apa yang Diobrolkan
Kiai Miliarder Ini Pernah Melamar Jadi Tukang Parkir Tapi Ditolak
Hari Buku Nasional 2023, SMA Al Muslim Launching Empat Buku Karya Guru dan Siswa
Sebut Kiai Asep Virus, Cara China Didik Anak, Kiai Imam Jazuli: Kelola Pesantren Tak Butuh Profesor
Dalam pemateri itu, Abah Ud sapaan akrab EM Mas'ud Adnan menjelaskan bahwa Kiai Asep dalam satu bulan penghasilanya tembus Rp9 miliar. "Bayangkan dari peserta yang hadir ini ada gak yang berpenghasilan sekian," tanyanya kepada audiens.
Meski demikian, Kiai Asep tersebut orangnya senang bersedekah dan selalu menebarkan keberkahan. Sebagai orang dekatnya, Abah Ud menceritakan bahwa setiap bulan Ramadan, Kiai Asep bersedekah hingga mencapai Rp8 miliar.
Adapun setiap harinya ba'da Salat Subuh berjamaah, ada ratusan orang di sekitar lingkungan pesantrennya mendapatkan pemberian darinya langsung. "Mungkin kalau dikalkulasi per hari sedekah yang dikeluarkan oleh beliau tembus ratusan juta lah," terangnya.
Abah Ud menjelaskan bahwa Kiai Asep tidak serta merta menjadi miliarder seperti yang dikenal saat ini. Ia menceritakan saat mondok di Buduran, riyadloh (tirakat) yang dilakukannya luar biasa. Karena sejak kecil orang tuanya sudah meninggal, jadi makanan tiap harinya serba kekurangan.
Bahkan setiap malam, ia pergi ke dapur santri mencari sisa nasi yang berserakan di panci untuk dibuat makan. Adapun bekal makanan besok, ia belum tahu harus cari ke mana.
Simak berita selengkapnya ...