Ponpes Attahdzib Jombang Sukses Pijahkan Ikan Bawal, Satu-satunya di Indonesia
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Aan Amrulloh
Selasa, 18 Oktober 2022 16:47 WIB
JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Pondok Pesantren Attahdzib di Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, sukses melakukan pemijahan ikan bawal metode campur. Hal ini menjadikan Pesantren Attahdzib satu-satunya di Indonesia yang berhasil memproduksi ikan bawal secara massal.
"Setahu saya, pemijahan model campur itu se-Indonesia baru sini. Kalau yang lain itu, dengan cara disuntik atau striping," ucap Pengurus Pesantren Attahdzib, Ibnu Sina, Selasa 18/10/22.
BACA JUGA:
Lulus Dengan Nilai Terbaik, Neng Iim Gelar Syukuran dan Santuni Yatim
Mogok, Truk Gandeng Disambar Kereta Api di Jombang
Polda Jatim Ringkus Penjual Bubuk Petasan, 231 Kg Bahan Peledak Diamankan
Tuntut Janji Bupati dan Wakilnya, Demo Mahasiswa Cipayung di Jombang Ricuh
Diungkapkan Ibnu Sina, pada 2011, dirinya belajar pemijahan dari sejumlah daerah, di antaranya Pandeglang Banten, Purworejo, dan Yogyakarta. Dari sana, ia mengambil indukan bawal untuk dibawa ke pesantren di Jombang.
Ia pun mencoba dengan metode lama yang sudah dilakukan di banyak tempat, yaitu dengan cara disuntik atau striping lalu dicampur telurnya kemudian dipijahkan.
"Di sini berbeda. Di sini bisa menemukan metode baru, gak usah di-striping. Langsung dicampur secara alami, induk betina sama jantan digabung jadi satu tempat. Biasanya, kami memadukannya dua jantan dengan satu betina," terang Putra Pengasuh Pondok Pesantren Attahdzib, KH Ahmad Masruh ini.
Untuk prosesnya, lanjut Sina, selepas dzuhur ia bersama dengan para santri mengambil indukan. Esok paginya, indukan itu dipilih, lalu diangkat untuk diambil telurnya.
"Lalu kami masukkan ke tempat penetasan itu, ke pemijahan. Setelah telurnya menetas, kami tempatkan pada viber atau tempat untuk penampungan bibit-bibit larva bawal," ujarnya.
Setelah ditunggu selama sekitar 3 hari sampai 1 minggu, dipindah ke tempat yang lebih besar. Pihaknya memindahkannya ke kolam-kolam tanah yang sudah tersedia di pondok pesantren. "Ada juga sebagian dari larva itu dibeli warga sekitar yang minat," ujar Sina.
Setelah dipindah dari tempat penetasan, sekitar 1,5 bulan sudah mencapai ukuran 5 sampai umur 7. Dari situ, ada yang diambil tengkulak dan sebagian untuk kolam-kolam pembesaran di pondok.
"Pondok ini punya kolam pembesaran, kolam pemijahan, juga kolam pembibitan," katanya.
Simak berita selengkapnya ...