Ponpes Attahdzib Jombang Sukses Pijahkan Ikan Bawal, Satu-satunya di Indonesia | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Ponpes Attahdzib Jombang Sukses Pijahkan Ikan Bawal, Satu-satunya di Indonesia

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Aan Amrulloh
Selasa, 18 Oktober 2022 16:47 WIB

Kolam ikan bawal ponpes Attahdzib, di Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Foto: AAN AMRULLOH/ BANGSAONLINE

Ponpes Attahdzib memiliki sekitar 6 kolam yang khusus untuk pembesaran ikan bawal. Luas kolam berikut isi bervariasi. Dari mulai setengah hektar hingga satu hektar. Kolam seluas satu hektare diisi 75.000 ikan bawal. Sementara yang setengah hektar hanya diisi 30 ribu sampai 50 ribu ekor ikan bawal.

"Ada sekitar 6 kolam. Ada yang diisi sampai 75 ribu (ikan bawal), itu kolam luasnya sekitar 1 hektare. Ada yang setengah hektare 50 ribu, ya kadang 30 ribu, melihat situasi air saat itu. Kalau yang ukurannya sekitar setengah hektare itu ya ada sekitar 4 kolam," beber Sina.

Pembesaran atau produksi ikan bawal, kata dia, membutuhkan waktu 4- 6 bulan. Namun, pada umur 4 bulan sudah bisa dipilih untuk ikan yang besar. Ketika memasuki umur 6 bulan, semua ikan bawal sudah bisa dipanen.

"Jadi dalam waktu 6 bulan itu semua bawal bisa dipanen. Setelahnya itu, kalau kita mau mengisi ikan, maka ambil (bibit) lagi," jelas Sina.

Untuk satu kolam seluas satu hektare berisi 75 ribu ekor menghasilkan sekitar 25 ton ikan dengan berat sekitar 2,5 ons. Adapun biaya operasional pakan ikan sampai panen sekitar Rp140 juta.

"Kalau harga ikan bagus, bisa dijual dengan harga Rp16 ribu per kilogram. Tapi rata-rata Rp12 ribu sampai Rp13 ribu per kilogram. Keuntungan dari penjualan sekitar Rp180 juta," kata Sina.

Lebih lanjut Sina mengemukakan, penjualan ikan diambil para tengkulak dari berbagai daerah sekitar, di antaranya , Kediri, Nganjuk, hingga Pulau Dewata, Bali.

"Kalau yang besar-besar itu katanya itu yang suka pesan itu dari Bali. Untuk restoran di Bali gitu," tandas Sina sembari menyebut para tengkulak alumni pesantren setempat.

Semua proses bawal mulai dari pembibitan hingga pembesaran melibatkan para santri. Kemudian untuk hasilnya juga untuk operasional pondok.

"Kendalanya, biasanya kalau musim panas ikan sering sakit. Soalnya kan antara siang dan malam itu perubahannya ekstrem. Ikan sakit cacar gitu. Mengantisipasi itu biasanya airnya itu alirannya diperbesar. Jadi Sirkulasi air itu bagus. Masuknya dan keluarnya air yang ada di dalam besar," pungkasnya.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video