Cargil Gresik Kolaborasi dengan Sejumlah Pihak Tangani Stunting di Manyar
Editor: Revol Afkar
Wartawan: Syuhud
Jumat, 18 November 2022 00:00 WIB
GRESIK, BANGSAONLINE.com - PT Cargill Indonesia-Cocoa & Chocolate Gresik turut serta dalam penanganan stunting di Indonesia sebagai program tanggung jawab sosial (CSR).
Kontribusi Cargill Gresik dalam menangani stunting diwujudkan dengan melakukan upaya preventif dan promotif di 3 desa di Kecamatan Manyar. Yaitu, Desa Manyarejo, Desa Manyarsidomukti, dan Desa Manyarsidorukun.
BACA JUGA:
Hari Bumi, Pj Wali Kota Mojokerto Ajak Masyarakat Kurangi Sampah Berakhir di TPA
Dianggap Langgar SE Kemendagri, Pemkab Gresik Tunggu Keputusan soal Keabsahan Mutasi 147 Pejabat
Komunikasi Perdana 7 Parpol Jelang Pilkada Gresik, Anha: Kemungkinan tak Usung Incumbent
PDIP Gresik Tak Bisa Pastikan Gus Yani Kembali Duet dengan Bu Min di Pilkada 2024, Mengapa?
Dalam program penanganan stunting itu, PT Cargill bekerja sama dengan Tim Penala Samahita Parma, Pemerintah Kabupaten Gresik, dan stakeholders terkait.
Launching program preventif dan promotif penanganan stunting itu dilakukan di Pendopo Kecamatan Manyar, dihadiri langsung oleh Wabup Gresik, Aminatun Habibah, Kamis (17/11/2022).
Wabup Habibah mengapresiasi langkah Cargill dan Penala. Dia berjanji akan mendukung penuh program yang rencananya berlangsung selama 1,5 tahun itu.
Menurutnya, peran industri memang sangat dibutuhkan dalam pengembangan sumber daya manusia, seperti penanganan stunting. Sebab, penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama.
"Karena pertumbuhan adalah tanggung jawab orang tua. Namun saat orang tua anak tak mampu, maka menjadi urusan kita bersama," ujarnya.
Menurut dia, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh anak pada usia 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) atau lazim pada anak usia balita disebabkan kekurangan gizi kronis. Juga disebabkan infeksi pada masa hamil yang mempengaruhi kondisi Kesehatan ibu dan janinnya.
"Menurut World Health Organization (WHO), masalah kesehatan suatu bangsa dapat dianggap buruk jika angka prevalensi dari stunting lebih dari 20%," jelasnya.
Sedangkan angka prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4% (data: SGGI, 2021). Sementara di Jawa Timur, masih di atas angka rata-rata nasional, yakni 24,5% pada 2021 lalu.
Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa permasalahan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan.
Khususnya, akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi (lingkungan).
Simak berita selengkapnya ...