Disdikbud Sidoarjo Pacu Peningkatan Kualitas dan Mutu Pendidikan Pascapandemi Covid-19
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Rochmat Saiful Aris
Rabu, 30 November 2022 21:30 WIB
SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sidoarjo tengah meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan di Kota Delta pascapandemi Covid-19. Kepala Disdikbud Sidoarjo, Tirto Adi, mengatakan bahwa sektor pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas.
"Disdikbud Kabupaten Sidoarjo di pascapandemi Covid-19 terus memacu dan meningkatkan kembali mutu pendidikan dengan cara optimalisasi proses belajar mengajar (PBM) dengan pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas," ujarnya saat dikonfirmasi BANGSAONLINE.com, Rabu (30/11/2022).
BACA JUGA:
Begal di Sidoarjo, 1 Motor Raib
Kebakaran di Sidoarjo, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit
Kecelakaan di Sidoarjo, 3 Dump Truck Tabrakan Beruntun
Bapak dan Anak yang Tercebur ke Sungai Sidoarjo-Gresik Belum Ditemukan, Petugas Perluas Pencarian
Menurut dia, pandemi Covid-19 sangat berdampak luar biasa pada dunia pendidikan. Dampak positifnya, kata Adi, adalah mendorong insan-insan pendidikan untuk lebih kreafif dan inovatif dalam ikut menghadapi situasi.
"Munculah model pembelajaran daring menggunakan teknologi dan informasi. Kalau sebelum Covid-19, pembelajaran daring hanya digunakan beberapa sekolah. Saat pandemi, pembelajaran daring diterapkan hampir semua sekolah," tuturnya.
"Persoalannya adalah di satu sisi ada kelemahannya, di lain sisi ada kelebihannya. Kelemahannya, pendidikan budi pekerti, akhlak dan pendidikan karakter untuk para pelajar jelas tidak bisa menerima atau mengenyam pendidikan seperti itu dan tidak akan tercapai," imbuhnya.
Ia menjelaskan, pengajaran ta'lim dan ta'dris bisa divirtualkan sedangkan budi pekerti, akhlak, serta karakter tidak bisa, harus tatap langsung. Sementara itu, lanjut Adi, efektivitas pembelajaran daring juga kurang.
"Oleh karena itu, kemendikbudristek telah melakulan survey terhadap beberapa sekolah dasar. Ternyata, ditemukan adanya penurunan kompetensi leterasi yang luar biasa, kalau dibiarkan akan menimbulkan gejala learning lost atau semacam ketiadaan pembelajaran," ungkapnya.
Simak berita selengkapnya ...