Tafsir Al-Kahfi 92-94: Blusukan Ketiga, ke Masyarakat Tertindas | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Kahfi 92-94: Blusukan Ketiga, ke Masyarakat Tertindas

Editor: Redaksi
Kamis, 02 Februari 2023 11:49 WIB

Ilustrasi.

Tidak ada keterangan pasti terkait bisanya komunikasi terjalin. Tapi Al-Qur’an mengisahkan, akhirnya mereka membuka mulut dan mengadukan keadaan sesungguhnya yang menimpa mereka. “Bahwa, di balik gunung sebelah ada Ya’juj dan Ma’juj, komunitas tega dan kejam, merusak dan merampas apa yang kita miliki tanpa belas kasihan. Kami sangat menderita karena ulah mereka”.

“Wahai Dzu Al-Qarnain, kami sanggup membayar kamu (kharja) berapa saja asal tuan mau membuatkan sadd (dinding pembatas) yang mampu menghalangi mereka menjamah kami, sehingga kami bisa hidup aman dan tenteram”.

Dzu Al-Qurnain menjawab lembut sekali: “Apa yang Tuhan anugerahkan kepada saya jauh lebih baik, jauh lebih banyak ketimbang yang kalian punya. Simpan saja uang kalian untuk keperluan kalian sendiri. Cukup bantu saya dengan tenaga kalian, kami akan buatkan kalian “radma” (tembok kokoh). Analisis ayat di atas begini:

Pertama, blusukan ketiga ini benar-benar ke daerah terpencil dan tertutup. Pernah ada ekspedisi yang mencoba mencari ancer-ancer daerah itu. Pakai peta detail dan dikerjakan oleh dua tim, dari darat dan dari udara.

Dilaporkan, memang ada daerah yang sangat jauh, terjal, dan tertutup, hingga kuda saja tidak bisa masuk. Terpaksa tim berjalan kaki. Jika temuan tim itu benar, meskipun belum tentu itu daerah yang dimaksud Al-Qur’an, maka tidak bisa dibayangkan hebatnya blusukan Dzu Al-Qarnain tempo dulu yang sanggup menyentuh daerah tersebut.

Kedua, Dzu Al-Qarnain sangat memahami pola pikir dan perilaku orang gunung, orang pedalaman, yang tidak berpendidikan. Sikapnya yang polos dan apa adanya. Mereka tidak mengerti siapa yang datang, sosok macam apa orang yang sedang diajak berbicara.

Lagak mereka kasar, bergaya bos, dan memandang Dzu Al-Qarnain sebagai orang rendahan biasa. Maka kata-katanya tinggi, maunya terima jadi, dan tinggal membayar. Menyuruh Dzu Al-Qarnain agar membuatkan “sadd” dengan upah tertentu. Sungguh pemimpin berjiwa besar, meskipun dianggap rendahan biasa, tetapi tidak tersinggung. Dan dengan halus menolak dibayar, malah menjanjikan hasil lebih baik.

Ketiga, Dzu Al-Qarnain sebagai pemimpin cerdas yang mampu melihat potensi rakyat secara tepat, mampu menganalisis sumber daya manusia secara proporsional. Seberapa sih dana mereka, makanya ditolak, tetapi tenaga mereka dibutuhkan. Orang gunung yang kekar, bertenaga, dan sangat kuat bekerja. Mereka tidak punya ilmu tentang bangunan, desain atau rancangan, maka cukup membantu dengan okolnya saja, bukan akalnya.

Keempat, Dzu Al-Qarnain sosok pemimpin yang tidak mau membebani rakyat, malah memberi. Tidak memungut pajak ataupun apa dari rakyat, tetapi merangkul rakyat hingga mereka merasa memiliki negeri dan tulus membangun bersama. Bergotong royong dalam keharmonisan.

Kelima, yang diminta oleh mereka adalah membangun “sadda” (dinding penyekat biasa yang menghalangi dua belah pihak). Tetapi yang dibuatkan oleh Dzu Al-Qarnain adalah “ radma” (tembok kokoh, bercor-coran dengan kerangka besi, jauh lebih kokoh ketimbang sadda).

Itulah pemimpin sejati. Apa yang diusulkan rakyat dalam proposal dipelajari secara seksama dan koreksi secara tepat hingga menghasilkan yang lebih baik, meski anggaran membengkak. Yang diminta “sadda”, tapi yang diberikan “radma”, tentu melampaui angka dalam proposal permohonan. Tidak dicoreti dan dikurangi, apalagi disunati.

Usulan “sadda” itu karena mereka belum mengerti kekuatan “sadda” dibanding dengan kekuatan Ya’juj dan Ma’juj yang super brutal. Tapi mengerti. Jika hanya ditutup dengan sadda, maka pasti bisa ditembus dan jebol. Makanya dibangunkan “radma” yang lebih kokoh dan dijamin tak terjebolkan. Begitulah pemimpin hebat, memberi lebih di atas yang dikehendaki rakyat.

*Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag adalah Mufassir, Pengasuh Rubrik HARIAN BANGSA, dan Pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qur’an (MQ), Tebuireng, Jombang.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video