Bupati Anne Senang Baca Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan, Berharap Lahir Kiai Asep di Purwakarta | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Bupati Anne Senang Baca Buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan, Berharap Lahir Kiai Asep di Purwakarta

Editor: MMA
Senin, 27 Februari 2023 07:35 WIB

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika ketika membuka acara bedah buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas'ud Adnan di Aula Al-Badar Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah Cipulus, Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (23/2/2023). Foto: ist

PURWAKARTA, BANGSAONLINE.com – Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, kembali hadir ke Jawa Barat. Kali ini ke Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah, , Kecamatan Wanayasa, Purwakarta Jawa Barat. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu hadir sebagai pembicara dalam acara Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas’ud Adnan di Aula Al-Badar Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) , Sabtu (23/2/2023).

Dalam acara yang dimoderatori Kiai Muda Hadi Musa Said itu juga hadir sebagai pembicara, Dr KH As’ad Said Ali, mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) yang juga mantan Wakil Ketua Umum PBNU. Nara sumber lain adalah M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE, yang juga penulis buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan.

Acara yang dihadiri sekitar 300 peserta itu dibuka Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika. Dalam sambutannya Bupati Anne mengaku sangat senang membaca buku setebal 520 halaman itu.

“Saya sudah baca tapi beberapa lembar halaman. Saya sangat...sangat... tertarik dan saya akan baca semuanya,” kata bupati tinggi semampai berparas cantik itu.

Sang bupati tidak basa-basi. Pantauan BANGSAONLINE, Bupati Anne tampak tekun membaca buku tersebut selama mengikuti acara . Bupati berkulit putih bersih itu hanya mendongakkan wajah ketika namanya disebut oleh pembicara atau tokoh yang sambutan. Setelah itu wajahnya kembali tenggelam membaca buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan itu.

Bupati Anne terus terang mengakui bahwa buku berisi perjuangan dan succsess story Kiai Asep itu sangat menarik. Ia mengaku kagum terhadap Kiai Asep yang tidak hanya alim ilmu agama tapi juga kaya raya sekaligus dermawan. Apalagi buku itu juga menceritakan kisi-kisi Kiai Asep saat miskin hingga cintanya ditolak beberapa kali.

(M Mas'ud Adnan (paling kiri), Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA (nomor dua dari kiri), Prof  Dr Agus Mulyana (nomor tiga dari kiri) dan Gus Hadi Musa Said (paling kanan) dalam acara Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas'ud Adnan di Aula Al-Badar Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah, , Purwakarta, Jawa Barat, Sabtu (23/2/2023). Foto: bangsaonline)

“Saya melihat tokoh nasional tidak dari satu titik,” katanya. Melainkan dari banyak titik. Dan Kiai Asep bisa dilihat dari banyak titik. Apalagi Kiai Asep tidak hanya sukses duniawi juga punya dimensi akhirat atau ukhrawi

Ia berharap ada tokoh besar seperti Kiai Asep lahir di Purwakarta, yaitu daerah yang dipimpinnya. “Saya berharap lahir tokoh seperti beliau di Purwakarta. Dan saya yakin akan lahir dari Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyah,” kata Bupati Anne disambut tepuk tangan ratusan peserta.

Bupati cantik yang akrab dipanggil itu memuji buku tersebut sangat inspiratif. Menurut dia, selama ini kalau kita mendengar kata kiai maka yang terlintas dalam pikiran kita adalah berharap berkah dan saran ketika kita berkunjung atau sowan ke kediaman kiai.

“Tapi berbeda dengan apa yang ditulis dalam buku ini,” kata Bupati .

Menurut dia, buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan itu bukan hanya inspiratif tapi juga membuka kesadaran publik tentang pentingnya seorang ulama atau kiai kaya raya sekaligus dermawan.

Ia berharap berdah buku ini menjadi sarana silaturahim sekaligus menghidupkan kembali diskusi-diskusi ilmiah ulama-ulama muda. “Semoga dapat menghasilkan gagasan-gagasan unggulan yang inovatif bagi kemaslahatan seluruh masyarakat Kabupaten Purwakarta,” tegasnya.

(Para nara sumber dan kiai serta nyai pimpinan Pondok Pesantren AlHikamussalafiyah foto bersama dengan Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika saat Kiai Miliarder Tapi Dermawan karya M Mas'ud Adnan di Aula Al-Badar Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) , Sabtu (23/2/2023).Foto: bangsaonline.com)

Sementara Dr KH As’ad Said Ali yang tampil berbicara kali pertama menegaskan bahwa Kiai Asep bukan hanya seorang ulama yang kaya raya dan dermawan tapi juga seorang intelektual. Tokoh lulusan UGM itu memberi contoh upaya Kiai Asep dalam memberdayakan atau meningkatkan taraf ekonomi masyarakat di sekeliling pondok pesantren Amanatul Ummah. 

Menurut dia, Kiai Asep memberi pekerjaan cuci pakaian para santri kepada masyarakat di sekitar pesantren sehingga ekonomi mereka membaik.

"Itulah intelektual," katanya.

Mas’ud Adnan membenarkan apa yang disampaikan Kiai As’ad. “Sebanyak 850 KK di sekitar pondok pesantren Amanatul Ummah diberi pekerjaan laundry untuk mencucui pakaian para santri. Otomatis kehidupan ekonomi mereka meningkat,” kata Mas’ud Adnan yang mengaku menulis buku Kiai Miliarder Tapi Dermawan itu selama mendampingi atau mengikuti perjalanan Kiai Asep ke berbagai provinsi dan kabupaten di seluruh Indonesia bahkan juga ke luar negeri.

Menurut Mas’ud Adnan, untuk memahami kisah sukses Kiai Asep tak bisa dilihat hanya sekarang sebagai tokoh ulama kaya dan bergelar profesor. “Harus dilihat juga ketika masih muda saat beliau miskin. Saking miskinnya untuk makan saja harus mencari sisa-sisa makanan santri pada tengah malam,” kata alumnus Pesantren Tebuireng dan Pascasarjana Unair itu.

Bahkan, tegas Mas’ud Adnan, saking miskinnya, cewek-cewek pun tak mau menjadi istri Kiai Asep. “Serius. Beliau pernah tiga kali melamar cewek tapi setelah tiga bulan lamarannya dikembalikan karena dianggap sebagai cowok tak punya masa depan. Ini saya tulis dalam buku itu dengan judul Cinta Tragis, Ditolak Tiga Gadis,” kata Mas’ud Adnan yang disambut tawa peserta.

Kiai Asep yang berbicara terakhir membenarkan apa yang disampaikan Mas’ud Adnan. Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) itu pun bercerita tentang kegetiran hidupnya saat remaja

”Sebelum kuliah saya jadi kuli bangunan dulu selama dua bulan,” kata Kiai Asep. Ia harus jadi kuli bangunan karena untuk masuk di IAIN Sunan Ampel Surabaya harus membayar uang pendaftaran.

“Waktu itu uang pendaftarannya Rp 6.000,” tuturnya sembari mengatakan bahwa disiplin menabung selama dua bulan sehingga mendapatkan uang Rp 6.000.

Kiai Asep juga mengaku tak punya ijazah karena ia putus sekolah. Ia hanya sampai kelas II SMA.

“Saya datang ke kiai saya waktu mondok, minta dibuatkan ijazah, karena saya ingin kuliah,” katanya.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video