Pilih Calon Presiden Pro Amerika atau China, Ini Realitas Politik, Siapa Capres Berdaulat | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Pilih Calon Presiden Pro Amerika atau China, Ini Realitas Politik, Siapa Capres Berdaulat

Editor: MMA
Selasa, 28 Februari 2023 09:51 WIB

M Mas'ud Adnan. Foto: BANGSAONLINE

REALITAS POLITIK CAPRES 2024

Sekarang muncul beberapa figur calon presiden. Dari segi jejaring politik, akses, kelompok dan latar belakang partainya, rakyat sudah paham siapa capres yang berorientasi ke Amerika dan . Meski saya tahu juga ada Capres yang independent dan tegar menjaga kedaulatan bangsa Indonesia.

Tapi ini realitas politik yang sulit dihindari. Siapa pun Capresnya pasti akan menghadapi dua pilihan berat itu: membungkuk pada atau Amerika. Tinggal kecerdasan dan independensi politik Capres masing-masing.

Memang, tak ada negara berdaulat dan independen 100 persen di dunia ini. Apalagi dalam era digital seperti sekarang. Meminjam istilah Marshall McLuhan, dunia sekarang sudah menjadi global village (desa global). Ini teori komunikasi lawas tapi tetap relelvan. Jadi, berkat teknologi komunikasi semua gampang terjangkau, betapun jaraknya sangat jauh. Bahkan membidik negara cukup lewat remote.

Alhasil, ketergantungan kepada negara lain pasti ada. Maklum, kita hidup dalam dunia global yang saling membutuhkan, disamping saling membantu.

Karena itu tinggal jiwa nasionalisme presiden terpilih yang bisa menentukan. Apakah akan menjadi pemimpin tangguh dan cerdas bersanding sebagai mitra politik yang wajar dan seimbang atau justru mengobral kedaulatan sebagai boneka negara lain.

Selain itu tentu juga harus melihat tren kerjasama dan Amerika. Selama ini banyak menggelontorkan dana ke berbagai negara, terutama ke negara-negara Asia Tenggara. Dana itu, terutama untuk pembangunan infrastrutur lewat proyek-proyek yang mereka namakan Belt and Road Initiative (BRI).

Berbeda dengan Amerika, hutang yang diberikan selalu dengan syarat menyuplai tenaga kerja dari negara . Bahkan termasuk tenaga kerja kasar yang dikemas sebagai tenaga ahli. Ini tentu sangat rawan bagi masa depan Indonesia. Apalagi banyak kasus, sebagian mereka lalu menyelinap dan menetap di Indonesia. Konsekuensinya, menimbulkan konflik. Termasuk kasus tawuran antara tenaga kerja dan warga negara Indonesia yang selalu ditutup-tutupi oleh oknum pemerintah.

Amerika juga sama. Yang memproduksi penjahat perang dunia selama ini adalah Amerika. Negara inilah yang menciptakan penjahat-penjahat ekstrem dan radikal yang bertebaran di berbagai negara. Termasuk yang memporakporandakan negara-negara di Timur Tengah.

Bukankah Amerika telah mengakui bahwa mereka yang membentuk ISIS dan sejenisnya itu? Nah.

Jadi Capres pro Amerika atau pro sama tak menguntungkan bagi bangsa Indonesia. Apalagi dari segi ideologi. jelas-jelas komunis yang tak percaya Tuhan sehingga menghalalkan segala cara.

Sementara Amerika identik Yahudi imprealis yang kesohor sebagai penjahat perang brutal tak kenal prikemanusiaan. Alhasil, dari sisi ideologi, baik Amerika maupun sama merugikan negara kita yang berdasarkan Pancasila.

Karena itu, sekali lagi, perlu presiden yang kokoh pendirian dan tangguh berbasis nasionalisme, sehingga mampu mengimbangi manuver dan Amerika, meski tetap kerjasama dengan mereka.

Siapa? Wallahua’lam bisshawab.

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video