Tafsir Thaha 60-62: Para Penyihir Tak Suka Fir'aun, Tapi Butuh | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Thaha 60-62: Para Penyihir Tak Suka Fir'aun, Tapi Butuh

Editor: Redaksi
Rabu, 29 Maret 2023 14:14 WIB

Fir'aun.

Kira-kira begitulah gambaran perasaan para ahli sihir Fir’aun. Mereka sangat mengerti bahwa apa yang dilakukan Fir’aun itu salah, tidak benar, dan keterlaluan. Tapi mereka tidak bisa lepas dari cengkeraman istana, karena risikonya mati dan keluarganya sirna.

Mereka menggantungkan hidup pada istana, termasuk semua kebutuhan-kebutuhan keluarga. Kompensasinya adalah mempertajam dan berhebat-hebat dalam ilmu sihir saja. Dan Fir’aun punya kepentingan soal itu demi melanggengkan kekuasaannya.

Ketika A.S. dan Nabi Harun A.S. tanpa diundang masuk istana Fir’aun dan berdakwah secara berhadapan dan sangat pede, para ahli sihir itu geleng-geleng kepala dan sangat kagum. “Ini pasti bukan orang sembarangan”.

Hal yang sama dengan tesis di atas, ketika para ahli sihir itu harus turun di gelanggang dan berhadapan dengan A.S., mereka berbisik-bisik satu sama lain. Bahkan ada yang grogi lebih dulu, menyerah sebelum bertanding. Pihak lain marah dan tetap terus bertarung. Akhirnya, mereka bertengkar, “fa tanaza’u amrahum wa asarru al-najwa”(62).

Para ulama mencoba menerka, bisik-bisik mereka itu tentang apa. Antara lain: Pertama, tentang hakikat yang dimiliki nabi Musa A.S. Kalau itu sihir, maka kita bisa menandingi. Tapi kalau benar-benar mukjizat, maka habislah kita.

Kedua, ya sudah. Begini saja, kita tetap bertarung. Jika kita menang, maka kita tetap ikut Fir’aun. Tapi jika kita kalah, maka kita lari dan ikut Musa. Ini rahasia dan jangan dibocorkan. Dan, ternyata apa yang mereka khawatirkan itu terjadi dan mereka benar-benar kalah telak.

Semua ular jadian ditelan habis oleh ular Musa yang mukjizat. Lalu, sebagian besar dari mereka lari dan memeluk agama Musa A.S.

Di sinilah, hidayah Tuhan itu kadang datang belakangan dan paling akhir. Seperti ahli sihir Fir’aun ini, menyerah dan memeluk islam setelah ilmu mereka ditundukkan. Habis dan habis serta tidak ada yang diandalkan. Iman mereka adalah sah, jika benar-benar serius dan sungguhan. Adu kesaktian itu hanyalah perantara saja, perantara datangnya hidayah. Allah a’lam. 

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video