Gubernur Khofifah Dukung KH Abdul Chalim Leuwimunding Jadi Pahlawan Nasional
Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Devi Fitri Afriyanti
Minggu, 30 April 2023 14:23 WIB
SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Berdasarkan aksi nyata yang dilakukan di Majalengka, Jawa Barat, untuk Indonesia, Gubernur Khofifah mendukung pengusulan nama KH Abdul Chalim Leuwimunding sebagai pahlawan nasional.
"Hari ini kita menggelar seminar pengusulan calon pahlawan nasional bagi KH Abdul Chalim Leuwimunding. Kegiatan ini sebagai bagian dari syarat pengusulan gelar pahlawan nasional," ujarnya saat menghadiri sekaligus membuka seminar nasional pengusulan gelar pahlawan nasional KH. Abdul Chalim Leuwimunding di Islamic Center, Sabtu (29/4/2023).
BACA JUGA:
Resmikan MCC, Gubernur Khofifah Berharap Cita-cita Menembus Kota Kreatif Dunia 2025 Tercapai
Wali Kota Kediri Dampingi Gubernur Khofifah Tinjau Pasar Murah
Hadiri 74 Tahun Berdirinya RRT, Khofifah Harap Kerja Sama Jatim-Tiongkok Meningkat
Kiai Asep Kerjasama dengan Tiga Universitas Brunei, Dubes RI Siap Bantu, Catatan M Mas'ud Adnan (7)
Ia menyebut, beliau merupakan salah seorang pendiri Nahdatul Ulama (NU) dari Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang memiliki jasa besar saat menanamkan cinta tanah air dan mendidik pemuda untuk memiliki jiwa patriotisme melalui pendidikan formal Taswirul Afkar dan Nahdlatul Wathan di Surabaya .
Gubernur menjelaskan, jasanya begitu besar baik saat revolusi, merebut kemerdekaan, awal kemerdekaan maupun saat mengisi kemerdekaan Republik Indonesia (RI) lewat pemikiran, pergerakan, perjuangan keagamaan, kebangsaan, pendidikan, sosial, politik dan ekonomi saat itu.
Semasa hidupnya, kata Khofifah, KH Abdul Chalim Leuwimunding konsisten mendedikasikan diri untuk membangun pendidikan bangsa melalui gerakan lembaga pendidikan sosial dan politik bernama taswirul afkar (kebangkitan pemikiran), serta menggagas Nahdlatul Wathan (kebangkitan bangsa) yang menjadi cikal bakal tonggak sejarah patriotisme cinta tanah air, khususnya bagi anak muda.
Lebih lanjut, dijelaskan Gubernur Khofifah siapa saja yang akan mengusulkan warga negara untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional hanya diberikan kepada mereka yang sudah wafat. Sebab, salah satu syarat untuk menjadi keputusan dewan gelar adalah bahwa di dalam masa hidupnya penuh dengan perjuangan dedikasi kepada bangsa dan negara tanpa cacat.
"Karena tanpa cacat hanya bisa diketahui kalau sudah wafat tapi kalau kita ingin menjaga kesholehan tidak berarti bahwa karena kita berharap jadi pahlawan, maka dijaga terus, tidak demikian, tapi karena memang kita ingin semuanya menjadi penghuni surganya Allah," jelasnya.
Menurutnya, KH Abdul Chalim Leuwimunding layak dicalonkan sebagai pahlawan nasional karena melalui gerakan pemikiran yang tidak hanya di bidang agama, melainkan juga dari sisi pendidikan sosial , ekonomi dan politik. Semua itu dilakukan untuk menanamkan jiwa patriotisme cinta tanah air melalui lembaga pendidikan bernama taswirul afkar atau kebangkitan pemikiran.
"Beliau melihat bahwa akar anak muda harus terbangun nasionalismenya. Pikiran ini digagas oleh Kyai Wahab Hasbullah tapi implementasinya adalah KH Abdul Chalim. Setelah ditanam ide itu seorang KH Abdul Chalim berpikir bahwa cinta tanah air juga sebagian dari iman. Itu bisa diketahui dari syair syair yang dibuat dalam bahasa Arab di awal tahun 1900 an," jelasnya.
Tidak hanya itu, Gubernur Khofifah mengatakan, bahwa KH Abdul Chalim Leuwimunding juga turut berperan bagi bangsa Indonesia dengan mengimplementasikan lembaga pendidikan bernama Nahdatul Wathan atau kebangkitan bangsa. Meskipun, kata dia, populernya lembaga tersebut di Nusa Tenggara Barat (NTB), namun sebenarnya pelembagaan itu sudah ada di Kota Surabaya. Maka inilah urgensinya kenapa ada seminar di Surabaya sementara pengusulannya oleh Pemkab Majalengka- Jawa Barat.
"Nandur bagaimana cinta tanah air dan yang dibangun adalah cinta tanah air khususnya bagi anak-anak muda dan itu sudah ada di Surabaya sejak awal 1900 an," tuturnya.
Oleh karena itu, Gubernur Khofifah menegaskan bahwa seminar ini, selain diselenggarakan di Majalengka dan Jakarta, seminar ini harus dilakukan di Surabaya supaya jejak seorang KH Abdul Chalim Leuwimunding semakin kuat dan layak untuk dicalonkan sebagai pahlawan nasional.
"Jadi nanti timnya agak komprehensif untuk menelusuri jejak-jejak perjuangan dan bangunan cinta tanah air yang ditanamkan oleh seorang Kyai Abdul Chalim Leuwimunding," tegasnya.
Lebih lanjut, agar catatan sejarah KH Abdul Chalim Leuwimunding dan peran Nahdatul Ulama semakin kuat, Gubernur Khofifah meminta seluruh pihak yang terlibat, memberikan penguatan melalui narasi tentang NU dan peran perjuangan beliau.
"Oleh karena itu mereka yang menjadi narasumber bisa memberikan penguatan konten itu karena tidak semua punya catatan dan tidak semua jejak kejuangan beliau terdokumentasikan," pesannya.
Simak berita selengkapnya ...