Dzuriyah Hadratussyaikh, Mbah Wahab, dan Hasan Gipo Dukung Kiai Chalim sebagai Pahlawan Nasional | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Dzuriyah Hadratussyaikh, Mbah Wahab, dan Hasan Gipo Dukung Kiai Chalim sebagai Pahlawan Nasional

Editor: MMA
Selasa, 02 Mei 2023 17:33 WIB

Sekira 500 dzuriyah muassis NU, pengurus NU, dan kiai serta tokoh masyarakat hadir dalam Seminar Nasional Pengusulan KH Abdul Chalim sebagai Pahlawan Nasional di Islamic Centre Surabaya, Sabtu (29/4/2023). Foto: BANGSAONLINE

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Dukungan terhadap sebagai Pahlawan Nasional tidak hanya datang dari para tokoh nasional dan pejabat tinggi negara. Tapi juga para dzuriyah muassis (pendiri) Nahdlatul Ulama (NU). Terutama para dzuriyah Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Hasbullah, dan Haji .

Hadratussyaikh, Mbah Wahab Hasbullah, dan Haji adalah pendiri NU dan pejuang kemerdekaan RI. Hadratussyaikh ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno pada 1964. Sedang Mbah Wahab ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo pada November 2014.

“Kami mewakili keluarga besar Kiai Haji Hasyim Asy’ari mendukung Kiai Abdul Chalim sebagai Pahlawan Nasional,” kata KH Irfan Yusuf Hasyim, cucu Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari, saat menyampaikan sambutan dalam Seminar Nasional Pengusulan sebagai Pahlawan Nasional di Islamic Centre Surabaya, Sabtu (29/4/2023).

Pernyataan Gus Irfan Yusuf Hasyim itu langsung mendapat tepuk tangan dari sekitar 500 peserta seminar yang hadir. Hadir dalam acara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.A.

Selain itu, Mantan Wakil Kepala BIN dan Wakil Ketua Umum PBNU, Dr. KH As’ad Said Ali, Ketua PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhammad, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat dr. H. Dido Suhendar, Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pahlawan (TP2GD) Jawa Barat Prof. Dr. Reiza D Dienaputra, dan tokoh lain.

Dzurriyah Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari tidak hanya Gus Irfan – panggilan Kiai Irfan Yusuf Hasyim – yang hadir. Tapi juga cucu yang lain. Yaitu KH. Riza Yusuf Hasyim (Gus Riza Yusuf Hasyim), KH Fahmi Amrullah Hadzik (dua-duanya cucu Hadratussyaikh) dan juga Nyai Farida Salahuddin Wahid (istri Gus Sholah). Nyai Farida adalah putra KH Saifuddin Zuhri, tokoh NU yang juga mantan Menteri Agama.

Sementara Gus Sholah adalah cucu Hadratussyaikh. Gus Sholah putra KH A Wahid Hasyim, perumus Pancasila dan UUD 45 yang dipercaya sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia (PPKI) mewakili NU. Kiai Wahid Hasyim ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Soekarno sejak tahun 1960.

Ketika Indonesia merdeka, Kiai Wahid Hasyim menjabat sebagai Menteri Negara pada Kabinet Presidensial pada 2 September 1945. Kiai Wahid Hasyim juga pernah menjabat Menteri Agama dan Ketua Umum PBNU.

Gus Irfan mengakui bahwa para kiai pejuang kemerdekaan memang tak perlu gelar pahlawan. Karena mereka adalah pejuang dan tokoh NU yang ikhlas.

“Para kiai itu tak butuh gelar pahlawan. Tapi sejarah itu penting. Bahwa orang tua kita, nenek moyang kita, pernah berbuat sesuatu pada negeri ini,” tegas Gus Irfan yang putra KH. M. Yusuf Hasyim itu. Kiai Yusuf Hasyim adalah putra Hadratussyaikh Kiai Hasyim Asy’ari.

(KH Irfan Yusuf Hasyim (Gus Irfan), Cucu Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy'ari)

Kiai Yusuf Hasyim dikenal sebagai pejuang kemerdekaan dan tokoh NU pemberani. Paman Gus Dur itu masuk Laskar Hizbullah saat usia 16 tahun. Kiai Yusuf Hasyim pernah tertembak dada kirinya ketika pasukan yang dipimpinnya terlibat baku tembak dengan tentara Belanda yang dipimpin Van Der Plass. Saat itu Kiai Yusuf Hasyim menjadi komandan Kompi Laskar Hizbullah Jombang.

Namun peluru tentara penjajah itu hanya menembus baju uniform kebanggannya, tidak sampai merobek dadanya. Meski demikian, Kiai Yusuf Hasyim sempat pingsan beberapa jam akibat terjangan peluru tajam yang sangat keras. Sumber lain menyebut bahwa Kiai Yusuf Hasyim sempat terluka.

Kiai Yusuf Hasyim juga menjabat komandan tempur melawan aksi PKI saat perisiwa Madiun 1948. Berada di garis depan, bersama kakaknya, KH Kholik Hasyim, Kiai Yusuf Hasyim menyelamatkan tokoh-tokoh penting yang diculik PKI. Yaitu Kapten Hambali, KH Ahmad Sahal, dan KH Imam Zarasyi, pengasuh Pondok Modern Gontor Ponorogo.

Kiai Yusuf Hasyim sempat menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan pangkat Letnan Satu. Kiai Yusuf Hasyim juga Pengasuh Pesantren Tebuireng selama 41 tahun sebelum wafat dan diserahkan kepada Gus Sholah pada 2006.

Gus Irfan Yusuf Hasyim menekankan pentingnya sejarah, terutama bagi generasi muda. Karena, tegas Gus Irfan, ada upaya menghapus atau menghilangkan sejarah perjuangan para kiai NU dalam perang kemerdekaan RI, terutama dalam lembaran sejarah resmi Pemerintah Indonesia.

Ia lalu menunjukkan peristiwa Kamus Sejarah Indonesia yang disusun Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang menghebohkan itu.

Dalam tim penyusunan Kamus Sejarah Indonesia di bawah Direktur Jenderal Kebudayaan (Kemendikbud) Hilman Farid itu, nama-nama kiai dan pejuang kemerdekaan hilang. Gus Irfan menunjukkan nama Kiai Hasyim Asy’ari yang raib.

“Nama Kiai Hasyim Asy’ari tidak ada. Nama Nasution tidak ada,” kata Gus Irfan yang Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Nah, penghilangan nama-nama tokoh nasional yang sudah ditetapkan sebagai pahlawan nasional itu menunjukkan betapa peran sejarah sangat penting dalam perjalanan Bangsa Indonesia.

“Itu betapa pentingnya sejarah, sehingga ada upaya untuk menghilangkan sejarah,” kata Gus Irfan.

Karena itu, Gus Irfan sangat mendukung pengusulan Kiai Abdul Chalim sebagai Pahlawan Nasional. Bukan saja karena sejarah itu sangat penting, tapi juga sebagai spirit untuk kita dan para generasi muda ke depan.

“Kalau para orang tua dan nenek moyang kita telah banyak berbuat untuk bangsa dan negara kita. Lalu apa yang diperbuat oleh kita terhadap negara dan bangsa,” kata Gus Irfan Yusuf Hasyim.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video