KH Taufiq Ajari Santri Al-Fauzan Cepat Kuasai Kitab Kuning | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

KH Taufiq Ajari Santri Al-Fauzan Cepat Kuasai Kitab Kuning

Editor: Revol Afkar
Wartawan: Abdurrahman Ubaidah
Kamis, 18 Juni 2015 03:47 WIB

Kiai Taufiq dan anaknya, Rizqi Al-Mubarok yang hafal Alquran 30 juz. (ft:abdurrahman ubaidah/BANGSAONLINE)

LUMAJANG, BANGSAONLINE.com - Untuk melahirkan lulusan santri yang unggul dan berdaya saing, Pondok Terpadu Al-Fauzan punya caranya sendiri. Selain menerapkan budaya baca, juga mengajarkan cara cepat membaca kitab kuning dengan metode Amtsilati. Tahun ini, santri yang lulus Amtsilati sebanyak 50 orang dan diwisuda beberapa hari jelang Ramadan.

Hadir dalam acara wisuda yang digelar di arena Terpadu Al-Fauzan di Desa Labruk Lor Kabupaten Lumajang, Kepala Kemenag Kabupaten Lumajang, Nuril Huda SH, tokoh masyarakat, Habib Hasan Assegaf, Pengarang Metode Amtsilati, KH Taufiqul Hadi, Pengasuh Al-Fauzan, KH Imron Zamzami, Ketua Yayasan Pendidikan Islan dan Sosial Al-Fauzan, Dra Hj Nur Habibah, Kepala MTs/MA Terpadu Al-Fauzan, Hj. Nur Ifadah SH MH.

Pengarang Metode Amtsilati, KH Taufiqul Hakim yang hadir di lokasi mendemonstrasikan kelebihan metode Amstsilati pada santri-santri yang diwisudanya sendiri. Satu demi satu dari santri itu diminta melafalkan ayat demi ayat yang ditunjuk dan dipaparkan di papar tulis. Dengan lancar mereka melafalkan sesuai kadidah-kaidah metode Amtsilati.

Bagaimana latar belakang menciptakan metode cepat membaca kitab kuning? Kiai Taufiq menceritakan riwayatnya. Teman-teman yang ada di sekelilingnya, semuanya hafal Alfiyah 1000 bait. Mereka itu memang harus hafal, kalau tidak hafal, tidak naik kelas. Meskipun hafal, tapi mereka tidak faham. Ketika disuruh baca kitab, ndak bisa, padahal sudah hafal Alfiyah.

"Kemudian, datanglah mereka ke tempat saya, saya beritahukan caranya, bahwa tidak semua bait Alfiyah yang 1000 itu penting. Hanya sebagian saja yang penting. Sekitar 150 bait. Maka jadilah Amtsilati itu. Lainnya hanya pelengkap saja. Seperti anda memiliki pakaian 1000. Tidak mungkin pakaian 1000 itu anda pakai semua, tapi mungkin cukup enam pakaian saja dalam satu minggu," urainya.

Apakah cabang Amtsilati ada di semua daerah? Penyelenggara pendidikan dengan metode Amtsilati ada di semua daerah, mulai dari Sabang hingga Merauke. Hanya saja, menurut Kiai Taufiq, ada yang berdiri dan jalannya cepat, ada yang lambat.

"Yang berjalan cepat itu, karena ada guru tugasnya dari pusat Amtsilati di Darul Falah Jepara. Dengan adanya guru tugas, akan lahir tenaga-tenaga guru di bawahnya. Kehadiran guru bantuan yang disebut tutor sebaya itulah yang membuat penyelenggaraan pendidikan Amtsilati berjalan dengan cepat," terangnya.

Di Al-Faauzzan ada guru tugasnya? "Dulu di sini ada. Ndak tahu sekarang. Sebab, di Al-Fauzan ini kan sudah mandiri, sudah bisa menelurkan generasi setelahnya. Seperti demostrasi tadi kan lumayan. Mereka baru usia belasan, tapi sudah bisa membaca kitab kuning," tambahnya.

Menurut Kiai Taufiq, syarat mengkuti pendidikan Amtsilati minimal bisa membaca Indonesia dan huruf Arab berkharakat. Tidak dibatasi usianya.

Selanjutnya, dijelaskan juga, untuk mendatangkan guru tugas dari pusat Amtsilati Darul Falah di Jepara, cukup mengirimkan proposal.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

Sumber: Harian Bangsa

 

sumber : Harian Bangsa

 Tag:   Pesantren

Berita Terkait

Bangsaonline Video