Santri di Thailand Sulit Kerja, Santri Indonesia Jadi Tokoh Nasional, Laporan dari Bangkok (5) | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Santri di Thailand Sulit Kerja, Santri Indonesia Jadi Tokoh Nasional, Laporan dari Bangkok (5)

Editor: MMA
Senin, 04 September 2023 13:45 WIB

Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA dan Prof Nopraenue Sajjarax Dhirathiti, Vice President Mahidol University saling tukar cindera mata di ruang rektorat Universitas Mahidol di Bangkok Thailand, Senin (21/8/2023). Foto: bangsaonline.

BANGKOK, BANGSAONLINE.com - Ternyata para tokoh Thailand memandang rendah pondok pesantren. Bahkan santri dianggap hanya belajar agama saja sehingga tidak cakap bekerja, apalagi jadi pemimpin. Kenapa sampai under estimate seperti itu? Simak laporan bersambung M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE, dari Bangkok, yang mengikuti kunjungan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA.

Salah satu agenda penting Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA selama di Thailand adalah berkunjung ke Bangkok. Universitas terkemuka dan tertua – berdiri 1888.

Kiai Asep dan rombongan ditemui , Vice President . Dalam pertemuan itu Kiai Asep didampingi Dr Mauhibur Rokhman (Gus Muhib), Rektor Universitas KH Abdul Chalim, Dr Fadly Usman, Wakil Rektor Universias KH Abdul Chalim, Prof Dr Asep Bayu D Nandiyanto, dosen Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, Dr Zamal Nasution, Presiden Alumni Universitas Mahidol, dan M Mas’ud Adnan, CEO HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com.

“Semula Prof Nopraenue sempat ragu terhadap Pak Kiai Asep dan memandang rendah terhadap pesantren,” kata Zamal Nasution.

Kenapa? Karena dalam pandangan Prof Nopraenue bahwa Islam itu identik dengan Islam yang berkembang di Thailand selatan. Belum maju dan modern. Terutama dari segi pendidikan. Bahkan dalam perspekttif Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sangat rendah.

“Di Thailand selatan kan baru saja ada perguruan tinggi,” tutur Zamal Nasution yang S2 dan S3-nya ditempuh di .

Menurut dia, umumnya umat Islam di Thailand selatan hanya mengenyam pendidikan agama di madrasah. Minus ilmu pengetahuan umum. Kalau ada pesantren umumnya kecil-kecil. Bahkan muncul stigma bahwa lulusan pesantren di Thailand jadi pengangguran.

“Di sini (Thailand) alumni pesantren tak bisa kerja. Banyak jadi pengangguran,” kata Qulyubi, warga Thailand yang menjadi tour guide.

Dr Zamal Nasuiton membenarkan. “Selama ini mereka beranggapan bahwa Islam itu seperti Islam di Thailand selatan,” kata Presiden Alumni Mahidol Univesity Bankok Thailand itu.

Karena itu para tokoh Thailand – termasuk para guru besar dan akademisi – selalu under estimate atau memandang rendah terhadap Islam.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video