Andai Nabi Hidup di Surabaya Makan Rawon dan Rujak Cingur? Tafsir Al-Quran Aktual HARIAN BANGSA | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Andai Nabi Hidup di Surabaya Makan Rawon dan Rujak Cingur? Tafsir Al-Quran Aktual HARIAN BANGSA

Editor: M Mas'ud Adnan
Minggu, 26 November 2023 06:12 WIB

Dr KH Ahmad Musta'in Syafi'i. Foto: Tebuireng Online

Oleh: Dr KH Ahmad Musta'in Syafi'i

PENGANTAR REDAKSI BANGSAONLINE

Rubrik Tafsir Al-Quran Aktual ini diasuh oleh pakar tafsir Dr KH A. Musta'in Syafi'i, Mudir Madrasatul Qur'an Pesantren Jombang Jawa Timur. Kiai Musta'in selain dikenal sebagai mufassir juga Ulama Hafidz (hafal al-Quran 30 juz).Tafsir ini ditulis secara khusus untuk pembaca HARIAN BANGSA, surat kabar yang berkantor pusat di Jl Cipta Menanggal I nomor 35 Surabaya. Tafsir ini terbit tiap hari, kecuali Ahad. Nah, kali ini tafsir Surat Al-Anbiya: 8-10. Selamat mengikuti: 

NABI ITU MANUSIA, AL-ANBIYA :8-10

Pada ayat sebelumnya ditutur soal para rasul dari kalangan laki-laki dengan tujuan lebih leluasa bergerak kala menyampaikan wahyu. Makanya, umat dipersilahkan bertanya masalah agama jika tidak mengerti. Bertanya adalah kunci pembuka segala yang terbelenggu dan pencerah segala yang kelam.

Lalu, pada ayat kaji ini menyambung betapa seorang Rasul itu, meski dia kekasih Tuhan, dia tetap manusia yang mesti makan, butuh minum dan segala yang dibutuhkan manusia pada umumnya. Termasuk mempunyai syahwat dan butuh bercumbu dengan istri.

Andai nabi itu hidup di Surabya, kiro-kiro yo ndahar rawon, rujak cingur, es

janggelan dan lain-lain. Mereka juga pasti mati seperti layaknya makluq dan tidak ada yang hidup selamanya. “Wa ma kanu khalidin”. Hanya DIA saja yang maha kekal dan tak terbatas.

Nabi itu manusia yang diutus untuk manusia. Karena sama-sama manusia, maka lebih pas dan lebih bisa mengerti tentang kebutuhan manusia. Termasuk makan dan minum, sex dan hiburan. Oleh agama, semua itu diatur bukan digusur.

Aturannya pasti berdasar maslahah. Makanya, maling dilarang, termasuk menjahati orang, minuman keras dan berzina. Semua itu pasti berdampak buruk. Lebih besar dampak rusaknya, ketimbang baiknya.

Kebutuhan seks manusia ada yang tinggi dan dia mampu berlaku bijak serta mumpuni. Ya, maka silakan menikah hingga empat wanita sesuai aturan agama.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video