Tafsir Al-Hijr 48-50: Lebih Baik Salah Memaaf, Ketimbang Salah Menghukum
Editor: Revol
Selasa, 14 Juli 2015 19:01 WIB
Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'i MAg. . .
BANGSAONLINE.com - Ayat studi 49 dan 50 ini bertutur soal woro-woro Tuhan, bahwa Dia maha penyayang sekaligus penyiksa yang tak kenal sayang. Terhadap pesan ayat ini, Rasulullah SAW berkomentar: "Andai setiap orang beriman mengerti betul betapa pedihnya siksa Tuhan, dia pasti tidak sempat berpikir masuk surga. Begitu halnya orang kafir, bila saja dia mengerti betul betapa rahmat Tuhan amat terbuka, maka dia tidak akan pernah berputus asa."
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Al-Mawardi menambahkan, bahwa suatu hari nabi mendengar suara senda gurau dan cekakakan para sahabat, lalu beliau menghampiri: "kok bisa-bisanya kalian ngakak sepuas itu, sementara di depan mata kalian terbuka pintu surga, sekaligus pintu neraka."
Mendengar teguran Nabi tersebut, para sahabat diam dan merasa berat hingga beberapa waktu. Lalu turun ayat studi ini sebagai pembenar ucapan Nabi, sekaligus sebagai penghibur, bahwa Tuhan lebih mendahulukan sifat memaaf dan menyayang ketimbang sifat murka dan menyiksa. "nabbi' ibadi anny ana al-ghafur al-rahim, wa ann 'adzaby huw al-'adzab al-alim".
Simak berita selengkapnya ...