Pemkot Kediri Gelar Rembuk Stunting Tingkat Kota 2024 | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Pemkot Kediri Gelar Rembuk Stunting Tingkat Kota 2024

Editor: M. Aulia Rahman
Wartawan: Muji Harjita
Senin, 26 Februari 2024 18:02 WIB

Sekdakot Kediri, Bagus Alit, saat menandatangani berita acara. Foto: Ist

KOTA KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Sekdakot Kediri, Bagus Alit, membuka secara resmi kegiatan Rembuk Stunting tingkat Kota Tahun 2024 di Ruang Joyoboyo, Senin (26/2/2024). Kegiatan dengan tema 'Kuatkan Kolaborasi Orkestrasi pada Perangkat Daerah dan Stakeholder Menuju Kota Kediri Zero Stunting' itu dihadiri 125 peserta. 

Mereka terdiri dari perwakilan Forkopimda, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Pj. Ketua TP PKK Kota Kediri, Kepala OPD, Camat, Lurah, organisasi perangkat daerah, beberapa perguruan tinggi, organisasi profesi, dunia usaha, lembaga masyarakat, serta forum anak.

Dalam sambutannya, Bagus menyampaikan bahwa kondisi di Kota Kediri menurut data Survei Studi Gizi Indonesia (SSGI) pada 2022 yaitu sebesar 14,30 persen, dan target nasional untuk menurunkan angka tahun 2024 yakni sebesar 14 persen.

Sedangkan berdasarkan data dari elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM), terjadi tren penurunan angka di Kota Kediri. Dimana pada tahun 2022, terdapat sebanyak 941 balita . Selanjutnya pada September 2023 angka tersebut turun menjadi 860 balita, dan kemudian kembali mengalami penurunan pada Desember tahun 2023 menjadi 771 balita.

“Jadi total keseluruhan pada tahun 2023 ada penurunan sebanyak 170 balita,” kata Bagus.

Ia juga memaparkan ada 10 prioritas kelurahan yang menjadi lokus dan perlu dilakukan intervensi, yaitu memiliki jumlah keluarga berisiko melebihi rata-rata, memiliki prevalensi melebihi rata-rata. Kemudian, memiliki jumlah kasus melebihi rata-rata, serta memiliki lebih dari 50 persen indikator esensial menunjukkan cakupan intervensi gizi tergolong kurang.

“Kesepuluh kelurahan tersebut ialah Kelurahan Betet, Banaran, Pesantren, Gayam, Blabak, Banjarmlati, Ngletih, Rejomulyo, Manisrenggo dan Mrican. Untuk yang tidak masuk prioritas bukan berarti tidak diperhatikan, semua yang ada status tetap akan ditangani namun yang sepuluh kelurahan ini perlu mendapat perhatian secara khusus,” paparnya.

Dalam penanganan kasus , Kota Kediri telah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari tingkat kota, kecamatan hingga kelurahan. Dalam kesempatan tersebut Bagus sekaligus mengapresiasi yang mendapat peringkat kedua penilaian kinerja terbaik se-Jawa Timur pada tahun 2023.

“Tugas TPPS ialah mengkoordinasikan, menyinergikan, dan mengevaluasi penyelenggaraan penanganan di wilayahnya. Meskipun tim sudah ada, namun ini bisa berjalan dengan baik kalau ada kerjasama, sinergi yang baik, perhatian dan kehadiran pemerintah daerah dan berbagai elemen,” urai Bagus.

Menurut dia, ada 6 strategi nasional percepatan penurunan yaitu menurunkan prevalensi , meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan gizi, memperbaiki pola asuh, meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, meningkatkan akses air minum dan sanitasi.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video