Gus Solah: Muktamar di Jombang Memprihatinkan
Senin, 03 Agustus 2015 14:28 WIB
JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Kericuhan sidang pleno I pada pembahasan Rancangan Tata Tertib (Rantib) Muktamar ke-33 Nadlatul Ulama (NU) di tengah Alun-alun Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8) malam, mengundang keprihatinan mayoritas peserta muktamar (muktamirin) dan para ulama.
Kandidat Ketua Umum Tanfidziyah PBNU, KH Sholahuddin Wahid alias Gus Solah, adik kandung mantan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU KH Abdurrahman Wahid, menangis karena justru muktamirin yang taat kepada ulama dan mencintai jamiyah diniyah Islamiah NU harus menjadi sasaran caci-maki, hujatan dan bahkan dikeroyok dengan kekerasan di arena muktamar. (Baca juga: "Muktamar Jombang, Muktamar Terburuk Sepanjang Sejarah")
BACA JUGA:
Mitos Khittah NU dan Logika Kekuasaan
Kembangkan Kewirausahaan di Lingkungan NU, Kementerian BUMN Teken MoU dengan PBNU
Konflik Baru Cak Imin, Istri Said Aqil Mundur dari PKB, Akibat Khianat saat Muktamar NU?
Emil Dardak Dukung Muktamar NU ke-35 di Surabaya
“Kalau selama ini para ulama dan panitia penyelenggara muktamar menyatakan semua pihak harus mendahulukan ahlakul karimah, lalu bagaimana ketika panitia penyelenggara itu tidak mau menerima pendapat mayoritas muktamirin yang menolak pembahasan Pasal 19 Rantib Muktamar, yang diketahui secara pasti bukan hak tatib (tata tertib)," ujarnya kepada sejumlah wartawan, di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Senin (3/8).
Mantan anggota Komnas HAM itu berharap, panitia muktamar segera menyadari kekhilafannya. Sebab, masalah Pasal 19 Rantib yang ada di Bab VII Pemilihan Rais Aam dan Ketum PBNU itu adalah bukan pada tempatnya diputus dalam sidang tatib. Namun harus melalui sidang komisi organisasi dan diplenokan di depan sidang pleno muktamar.
Simak berita selengkapnya ...