Tafsir Al-Nahl 15-16: Kiai Khosh dan Kiai Cash
Jumat, 14 Agustus 2015 00:21 WIB
Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'i MAg. . .
BANGSAONLINE.com - Tafsir pada media ini bersifat tahlily dan kini sedang mengkaji ayat ke 16 surah al-Nahl. "wa 'alamat, wa bi al-najm hum yahtadun". Bahwa Allah SWT menciptakan berbagai tanda agar umat manusia mudah mencapai tujuan via tanda itu. Kemudian ditunjuk fungsi bintang pada waktu malam, yaitu sebagai petunjuk arah bagi para musafir dalam perjalanan malam.
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Begitu makna dasar ayat studi ini terkait dengan munasabah dengan ayat-ayat sebelumnya, yaitu tentang servis Tuhan kepada manusia, baik di lautan maupun di daratan. Lautan sebagai transportasi, ikan-ikan segar sebagai konsumsi (li ta'kulu minh lahma thariyya) dan mutiara sebagai aset dan perhiasan (wa tastakhriju minh hilyah talbasunaha).
Di darat, Tuhan mencipta gunung-gunung sebagai pasak agar bumi stabil dan nyaman dihuni (rawasy an tamid bikum). Sungai mengalir (wa anhara) dan jalan-jalan membentang (wa subula). Dengan servis ini diharap agar manusia bersyukur dan bisa memetik hidayah.
Ketepatan hari ini jam'iyah Nahdlatul Ulama yang bersimbol sembilan bintang itu mengadakan Muktamar ke 33, sehingga cukup beralasan bila momen ini dimanfaatkan untuk bertafsir aktual. Tafsir ini yang tidak sekedar menyorot makna asasi saja, melainkan membias pula pada aktualilasi terkait kehidupan masa kini.
Bintang (al-najm), dunia sepakat tidak saja bermakna hakiki, yaitu bodi planet bintang yang bersinar di malam hari, melainkan pula bermakna majazi. Dalam bahasa metaforik, kata yang sama bisa bermakna beda, karena perbedaan tradisi.
Simak berita selengkapnya ...