Hindari Demo Besar-besaran, Pj Bupati Gresik Ajak Buruh Diskusi
Sabtu, 24 Oktober 2015 18:24 WIB
GRESIK, BANGSAONLINE.com - Penjabat (Pj) Bupati Gresik, Akmal Boedianto, terus melakukan upaya agar ratusan ribu buruh di Kabupaten Gresik, dalam menghadapi kenaikan UMK (upah minimum kabupaten/kota) tahun 2016, tidak demo besar-besaran.
Salah satu cara yang dilakukan adalah, dengan cara silaturahmi dan diskusi. Seperti yang dilakukan Akmal dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Gresik dengan perwakilan buruh di Gresik. Dia mengundang 12 pimpinan serikat buruh di Gresik untuk melakukan musyawarah di Ruang Puteri Cempo Kantor Bupati Gresik, kemarin malam (23/10).
BACA JUGA:
Dianggap Langgar SE Kemendagri, Pemkab Gresik Tunggu Keputusan soal Keabsahan Mutasi 147 Pejabat
Bupati dan Wabup Gresik Bagikan Ratusan Paket Sembako untuk Sopir Angkutan Umum
Pemkab Gresik Tegaskan Tak Beri Pendampingan Hukum untuk Tersangka Korupsi Hibah UMKM
Bupati Gresik Resmikan Masjid KH Robbach Ma'sum
Dalam pertemuan tersebut, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Pemkab Gresik, Mulyanto SH dalam memaparkan, ada 3 aspek tuntutan yang diusung para buruh dalam melaksanakan demo selama ini. Yaitu, kenaikan Upah Minimum Kabupaten (UMK) minta dinaikkan 30 persen, menuntut pemerintah segera bentuk UMSK (Upah Minimum Sektoral Kabupaten) dan menolak Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP), tentang pengupahan.
Pihak buruh, lanjut Mulyanto beralasan, hanya Gresik saja yang selama ini belum memilki UMSK. Sedangkan untuk RPP, buruh menolaknya, karena salah satu isi RPP tersebut adalah penghapusan dewan pengupahan yang dinilai merugikan buruh dan menguntungkan pengusaha. "Saat ini, Gresik menduduki rangking pertama tentang besaran UMK dibandingkan kabupaten/kota lain di Jawa Timur," jelas Mulyanto.
Simak berita selengkapnya ...