Semua Ragukan Pimpinan KPK, Saut Situmorang: Komisi III Gila Pilih Saya
Minggu, 20 Desember 2015 12:58 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - "Komisi III gila pilih saya". Ungkapan itu adalah ekspresi Staf Ahli Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Saut Situmorang yang tak menyangka jika Dewan Perwakilan Rakyat memilihnya menjadi salah satu pimpinan KPK.
Saud mengakui bahwa dia belum tentu bisa menjadi pimpinan yang baik. Bahkan, dia tak menjamin jika KPK saat ini akan lebih baik ketimbang komisi anti rasuah yang dipimpin Abraham Samad pada periode lalu.
BACA JUGA:
Komitmen Berantas Korupsi, Pemkot Pasuruan Laksanakan Penandatanganan Pakta Integritas
KPK Kembali Periksa Bupati Sidoarjo 3 Mei Mendatang
Dipanggil KPK Sebagai Tersangka Gus Muhdlor Mangkir
KPK Tetapkan Gus Muhdlor Jadi Tersangka, Pj Gubernur Jatim Hormati Proses Hukum
"Enggak ada jaminan KPK sekarang akan lebih baik dari sebelumnya. Makanya yang berubah harus paradigmanya. Makanya saya minta mari kita bersama-sama," kata Saut di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 19 Desember 2015.
Saud pun meminta publik untuk terus mengontrol KPK khususnya dia secara pribadi. Sebab, dia tak menjamin dirinya akan terus baik seperti komitmennya kepada DPR saat uji kepatutan dan kelayakan calon pimpinan KPK.
"Saya belum tentu terbaik. Makanya saya harus dikontrol, setiap orang bisa jadi setan. Transparansi dancheck of balance penting," ujar dia.
Pada Jumat 18 Desember 2015, Komisi III DPR telah menetapkan 5 calon pimpinan KPK. Melalui voting, mereka memilih 5 di antara 10 capim.
Maka
berdasarkan hasil pemungutan suara tersebut, KPK periode 2015-2019 diketuai
oleh Agus Rahardjo. Sementara para wakilnya adalah Basaria Panjaitan, Alexander
Marwata, Saut Situmorang dan Laode Muhammad Syarif.
Mereka Diragukan
Langkah 5
calon pimpinan KPK ini rupanya tak berjalan mulus. Banyak yang kecewa dengan
pilihan DPR itu. Termasuk dari lembaga swadaya masyarakat yang konsern terhadap
korupsi, Indonesia Corruption Watch (ICW).
Salah satunya aktivis ICW, Emerson Juntho, menyebut terpilihnya pimpinan KPK yang baru adalah suatu hasil yang tidak menggembirakan. "Setelah terpilihnya 5 pimpinan KPK, langit mendung. Kita kecewa," ungkap Emerson.
Emerson berujar, ada ketakutan DPR saat memilih calon pimpinan KPK yang baru, sehingga yang terpilih tidak ada sama sekali yang memiliki pengalaman atau pernah bertugas di KPK sebelumnya.
"Saya lihatnya simple, pasti mereka tidak akan pilih yang akan memakan mereka. Makanya yang dipilih sahabat-sahabat DPR. Saya agak khawatir jangan-jangan DPR tidak ingin mengulangi kejadian yang sama," ujar dia.
Kejadian yang dimaksud adalah bagaimana KPK pada kepemimpinan sebelumnya banyak menangkap atau mengungkap korupsi anggota DPR maupun tokoh politik. DPR pun lantas memilih orang-orang yang dianggap paling 'lembek'.
Simak berita selengkapnya ...
sumber : liputan6.com