Hadiri Misa Malam Natal, Belasan Mahasiswa UIN Yogyakarta Dikecam
Jumat, 25 Desember 2015 22:25 WIB
SOLO, BANGSAONLINE.com - Sebanyak 14 mahasiswa Universitas Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, menghadiri ibadah Malam Natal, di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Margoyudan, Jalan Monginsidi, Solo, Kamis (24/12) malam.
Meski di sela kunjungan, para mahasiswa muslim itu sempat meminta izin menunaikan salat, tak urung keberadaan mereka di gereja serta mengikuti prosesi misa bagi umat kristiani, dikecam berbagai pihak.
BACA JUGA:
Seluruh Kantor Kementerian Agama se-Indonesia Bisa Digunakan untuk Perayaan Natal
Pendeta Tak Punya Gereja, Kebaktian di YouTube, Dapat "Kolekte" Besar
Hadiri Peringatan Natal Bersama Bamag, ini Pesan Bupati Gresik
Soal Penolakan Pembangunan Gereja di Lakarsantri, ini Klarifikasi Warga
Di media sosial, seperti dilansir merdeka.com, ke-14 mahasiswa tersebut menjadi bulan-bulanan. Akun milik Moh. Noerman A misalnya. Dia menyebut, ke-14 mahasiswa tersebut sengaja cari sensasi tapi tidak pakai otak "Allah nemberikan kita otak utk berpikir bukan hanya pakai hati perasaan dasar munafik'' ujarnya.
Hal serupa dikatakan akun milik Amreza Bagas Menurutny, ketika sedang ada peribadatan, maka para ulama sepakat mengharamkan seorang muslim masuk ke dalam rumah ibadah agama lain. Amreza bahkan menyertakan surah dalam alquran yang melarang hal itu.
Hal serupa dilontarkan akun Latu Assiru yang menyertakan surat Al Kafirun. “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”, waduh ngapain Hijaber ini ikut menghadiri ibadah pada malam Natal di Gereja Kristen Jawa (GKJ), kalau toleransi itu ada batasannya. Ini sdh menyangkut Aqidah yang nantinya membuat anda berbuat syirik yang hukumnya tidak terampuni oleh Allah. Saling menghormati, saling berbuat baik boleh, kalau udah seperti ini rusak deh imanmu Dek Dek,'' ujarnya.
Haris Munandar dalam akunya juga mengatakan, tidak ada toleransi beragama jika menyangkut masalah Aqidah. ''Sebagai muslim hanya cukup bertoleransi dengan tidak mengusik, mengganggu dan tindakan buruk lainnya. Dengan cara menghormati dan menghargai serta turut menjaga ketentraman mereka (Non-Muslim) yang sedang menjalankan ibadah, itu sudah cukup menunjukkan kita bertoleransi tinggi,'' katanya.
Simak berita selengkapnya ...