Menilik Sejarah Makam Sendang Duwur di Lamongan yang semakin Ramai Dikunjungi | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Menilik Sejarah Makam Sendang Duwur di Lamongan yang semakin Ramai Dikunjungi

Wartawan: Nurqomar Hadi
Sabtu, 02 Januari 2016 16:25 WIB

Komplek makam Sendang Duwur di Lamongan. foto: nurqomar/ BANGSAONLINE

LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Wisata sejarah dan religi di Lamongan yang tidak kalah menariknya dari makam Sunan Drajat untuk dikunjungi adalah Makam Sunan Sendang Duwur atau Raden Nur Rachmad yang terletak di atas bukit Amitunon Desa Sendang Duwur, Kecamatan Paciran.

Sunan Sendang Duwur bernama asli Raden Noer Rahmad adalah putra Abdul Kohar Bin Malik Bin Sultan Abu Yazid yang berasal dari Baghdad (lrak). Raden Nur Rahmad lahir pada tahun 1320 M dan wafat pada tahun 1585 M. Bukti ini dapat dilihat pada pahatan yang terdapat di dinding makam beliau. Beliau adalah tokoh kharismatik yang pengaruhnya dapat disejajarkan dengan Wali Songo pada saat itu.

Bangunan Makam Sunan Sendang Duwur yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar tersebut berarsitektur tinggi yang menggambarkan perpaduan antara kean Islam dan Hindu. Bangunan gapura bagian luar berbentuk Tugu Bentar dan gapura bagian dalam berbentuk Paduraksa.

Sedangkan dinding penyangga cungkup makam dihiasi ukiran kayu jati yang bernilai seni tinggi dan sangat indah. Dua buah batu hitam berbentuk kepala Kala menghiasi kedua sisi dinding penyangga cungkup.

Walaupun komplek makam terletak di dataran yang cukup tinggi, tetapi tetap bisa dijangkau oleh kendaraan umum ataupun pribadi. Sarana jalan yang sudah baik dan memadai memudahkan para pengunjung yang ingin kesana untuk berwisata ziarah.

Saat ini situs makam Raden Noer Rachmat alias Sunan Sendang Duwur makin ramai pengunjung. Selain berziarah, mereka ingin melihat peninggalan bersejarah salah satu sunan berpengaruh dalam syiar agama Islam di Jawa itu.

Memang, sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa tidak bisa dipisahkan dari sejarah Sunan Sendang Duwur. Bukti peninggalan, makam dan masjid kuno, memberi jawaban bagaimana kiprah sunan tersebut.

Data dari berbagai sumber menyebutkan, masjid kuno itu menyimpan sejarah yang berbeda dengan pembangunan masjid lainnya. Sebab, tempat ibadah umat Islam ini tidak dibangun secara bertahap oleh Sunan Sendang Duwur, melainkan melalui suatu kemukjizatan.

Ada yang mengatakan Sunan Sendang Duwur sebagai putra Abdul Qohar dari Sedayu (Gresik), salah satu murid Sunan Drajad. Ada pula yang menyebut Sunan Sendang Duwur adalah putra Abdul Qohar tapi tidak berguru pada Sunan Drajad.

Namun dari perbedaan itu, disepakati bahwa Raden Noer Rochmat akhirnya diwisuda Sunan Drajad sebagai Sunan Sendang Duwur.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

 Tag:   budaya Religia

Berita Terkait

Bangsaonline Video