Tafsir Al-Nahl 68-69: Antara Nabi dan Tawon
Selasa, 15 Maret 2016 01:39 WIB
Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .
BANGSAONLINE.com – “Wa auha rabbuka ila al-nahli ani ittakhidzii mina aljibaali buyuutan wamina alsysyajari wamimmaa ya’risyuuna. Tsumma kulii min kulli altstsamaraati fauslukii subula rabbiki dzululan yakhruju min buthuunihaa syaraabun mukhtalifun alwaanuhu fiihi syifaaun lilnnaasi inna fii dzaalika laaayatan liqawmin yatafakkaruuna”.
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Tak terhingga karunia Tuhan teruntuk manusia, semua ciptaan-Nya diperuntukkan, tanpa kecuali. Dari servis alam dan jagad raya ini, bumi, langit, matahari, rembulan, cuaca, siang, malam, gunung, laut dan lain-lain, semua dipersembahkan sebagai kenyamanan hidup manusia.
Lebih dari itu, ada logistik seperti buah-buahan dan segala jenis minuman, dari air mineral hingga susu hewan. Ada yang berguna sebagai obat yang diambil dari berbagai sisi. Seperti dedaunan, biji-bijian, buah-buahan yang lazim disebut sebagai herbal. Ada yang dari organ hewan tertentu, bahkan ada juga dari racunnya.
Simak berita selengkapnya ...