Tafsir Al-Nahl 69: Lebah, Pilot yang tak Pernah Tersesat | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Nahl 69: Lebah, Pilot yang tak Pernah Tersesat

Sabtu, 19 Maret 2016 18:01 WIB

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .   

BANGSAONLINE.com – “Tsumma kulii min kulli altstsamaraati fauslukii subula rabbiki dzululan yakhruju min buthuunihaa syaraabun mukhtalifun alwaanuhu fiihi syifaaun lilnnaasi inna fii dzaalika laaayatan liqawmin yatafakkaruuna”.

Ayat sebelumnya bertutur tentang kawanan lebah yang menjadikan gunung, pohon dan rumah manusia sebagai sebagai rumah tinggal mereka, sekaligus rumah bersalin dan home industri. Kini Tuhan memerintahkan mereka agar mengkonsumsi buah-buahan apa saja agar mendapatkan asupan makanan yang cukup dan bervariasi. "Tsumm kulii min kull al-tsamarat". Oleh sebab itu, komunitas tawon mesti bekerja keras demi mendapatkan logistik yang cukup.

Al-Tsamarat yang tertera pada ayat di atas tidaklah mesti buah segar, melainkan termasuk daun muda dan cairan manis yang ada di dalam kelopak bunga. Bunga apa saja, karena mereka bisa menyeleksi sendiri, kemudian mengisapnya sebagai konsumsi. Asupan itu selanjutnya menentukan kualitas madu yang diproduk, termasuk rasa dan khasiatnya.

Lebah yang mengkonsumsi bunga tanaman tembakau, rasa madunya kepahit-pahitan dan beraroma tembakau. Katanya, madu yang rasanya kepahit-pahitan lebih berfungsi sebagai obat (syifa'), sedangkan madu yang nikmat serasa sirup atau sari buah, seperti rasa kelengkeng, mawar dan sebangsanya cenderung sebagai minuman segar nan menyehatkan. Tapi itu tidak berarti pilahan mutlak. Bila dilihat dari isyarat ayat, meski madu itu berbeda rasa bahkan berbeda rupa (mukhtalif alwanuh), tapi fungsi obat tetap dominatif (fih syifa li al-nas).

Perintah selanjutnya adalah pergi menempuh jalan Tuhan dengan penuh ketundukan. "fasluki subul rabbik dzulula". Perintah ini terkait lokasi logistik yang disediakan Tuhan dan tidak mesti berdekatan dengan rumah tinggal mereka. Bisa berkilo-kilo meter jauhnya.

Untuk itu, Tuhan membekali mereka ilmu penerbangan yang handal dan sistem navigasi yang menakjubkan, sehingga masing-masing di antara mereka adalah pilot yang cerdas dan piawai.

Karena mereka adalah koloni yang serba bekerja sama, maka job desk telah disusun sedemikian sempurna, sehingga masing-masing punya peran dan tugas sendiri-sendiri.

Sang Ratu adalah ibu yang serba dilayani, dipatuhi dan dicukupi segala kebutuhannya. Tugasnya satu, hanya bertelor (melahirkan). Sudah ada baby sitter yang khusus mengurus para bayi. Ada yang mencari makan dan inilah yang terbanyak. Ada yang bertugas sebagai security yang kejam tak kenal kompromi dan ada yang spesial mencari lahan logistik baru.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video