Tafsir Al-Nahl 80: Konstruksi Rumah Ideal
Wartawan: -
Selasa, 07 Juni 2016 10:41 WIB
Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .
BANGSAONLINE.com - "Waallaahu ja’ala lakum min buyuutikum sakanan waja’ala lakum min juluudi al-an’aami buyuutan tastakhiffuunahaa yawma zha’nikum wayawma iqaamatikum wamin ashwaafihaa wa-awbaarihaa wa-asy’aarihaa atsaatsan wamataa’an ilaa hiinin".
BACA JUGA:
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Abu Bakar R.A., Khalifah yang Rela Habiskan Hartanya untuk Sedekah
Tafsir Al-Anbiya' 48-50: Momen Nabi Musa Berkata Lembut dan Keras kepada Fir'aun
Tafsir Al-Anbiya 48-50: Fir'aun Ngaku Tuhan, Tapi Tak Mampu Melawan Ajalnya Sendiri
Tafsir Al-Anbiya' 41-43: Arnoud Van Doorn, Petinggi Partai Anti-Islam yang Justru Mualaf
Setelah diajak berpikir melambung tinggi ke angkasa dengan memperhatikan burung-burung terbang, kini Tuhan memperlihatkan servisnya terkait rumah tinggal dan manfaat hewan ternak. Dikatakan, bahwa Tuhan menjadikan rumah tinggal sebagai sarana kehidupan yang damai dan tenang (sakana), juga bahan pembuatan kemah atau tenda yang mudah dipindah-pindah sesuai kebutuhan (min julud al-An'am buyuta). Tidak hanya itu, bulu hewan ternak juga bisa bermanfaat sebagi perabot rumah tangga dan perkakas lain yang dibutuhkan, "atsatsa wa mata'a ila hin".
Isi pertama ayat studi ini adalah soal konstruksi rumah tinggal. Ada istilah "sakana" sebagai sifat dan kegunaan "al-buyut" (rumah). Artinya, sakan adalah rumah tinggal yang tetap dan permanen, di mana keluarga bernaung dan hidup bersama. Kata "sakana" bermakna dasar: tetap, tenang, mapan yang mengisyaratkan bahwa fisik rumah itu mendukung fungsi kemapanan dan ketenangan. Karena "sakana" ini mutlak terkait dengan manusia yang menghuni, maka jauh lebih pokok dari segalanya adalah hati penghuni itu sendiri. Sungguh rela, tenang, nerimo bertempat di rumah itu dan itulah makna syukur sejatinya.
Simak berita selengkapnya ...