Tafsir Al-Nahl 81: Gunung Pendukung Dakwah dan Gunung Penyiksa | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Nahl 81: Gunung Pendukung Dakwah dan Gunung Penyiksa

Wartawan: -
Selasa, 07 Juni 2016 12:13 WIB

Tugu Legetang, sebagai pengingat tewasnya 332 warga dan 19 orang tamu Desa Legetang akibat potongan Gunung Pengamun-amun (tampak di belakang tugu) yang jatuh menimpa Desa tersebut. Dari 351 orang yang tewas, hanya 1 jasad yang bisa dievakuasi. foto: ilustrasi/pintarin

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .   

BANGSAONLINE.com - "Waallaahu ja’ala lakum mimmaa khalaqa zhilaalan waja’ala lakum mina aljibaali aknaanan waja’ala lakum saraabiila taqiikumu alharra wasaraabiila taqiikum ba/sakum kadzaalika yutimmu ni’matahu ‘alaykum la’allakum tuslimuuna."

Ayat sebelumnya menyebut beberapa kenikmatan yang diberikan Tuhan untuk umat manusia, hingga manfaat binatang, dari air susu, daging, kulit bahkan bulunya. Terhadap bulu binatang, Tuhan membebaskan dari hukum alias suci secara mutlak dan boleh dipakai apa saja sesuai kebutuhan tanpa ada batas waktu. "Atsatsa wa mata'a ila hin".

Ayat studi ini melengkapi kenikmatan di atas dengan menunjuk tiga servis tambahan, yakni: Pertama, menciptakan sesuatu sebagai tempat berteduh (mimma khalaq dhilala). Ini sifatnya umum, bisa berupa rumah tinggal, tempat peristirahatan, rest area, pohon-pohon rindang dan lain-lain. Kedua, gunung sebagai "aknana", pelindung alam yang melindungi manusia dari gejolak alam yang keras. Selain dinyatakan sebagai pasak, gunung menghalangi topan dan angin ribut, hujan badai yang membahayakan manusia. Ketiga, pakaian (sarabil) untuk melindungi tubuh dari terik matahari (taqikum al-harr) dan sebagai pengaman saat berperang (taqikum ba'sakum).

Dalam pembahasan ini, al-imam al-Qurtuby bertutur banyak tentang peran gunung dalam dakwah islamiah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Awal kenabian, ada gunung Nur (cahaya), di mana goa Hira' ada di situ sebagai tempat Nabi biasa bersemedi, jauh sebelum beliau dinobatkan menjadi Nabi secara resmi dengan turunnya wahyu perdana, awal surah al-Alaq. Disusul gunung atau goa Tsaur (Tsur) yang berjasa melindungi Nabi dari kejaran orang-orang kafir saat hendak berhijrah ke Madinah. Tiga malam lamanya Nabi dan Abu Bakr transit di dalam goa Tsaur dengan jaminan keamanan langsung dari Tuhan melalui ciptaan-Nya yang memungkinkan.

Dengan goa yang dimilikinya, gunung Tsaur turut andil dalam dakwah islamiah bersama para mahkluq lain, baik yang berakal maupun yang tidak berakal. Yang tidak berakal seperti laba-laba secepat kilat membuat rumah menutup seluruh mulut goa segera setelah Nabi dan Abu Bakr masuk. Disusul burung merpati yang tidak mau ketinggalan. Dia membuat sarang di tengah jalan dan mendekam di atasnya seperti sudah lama mengerami telor.

Batu gunung, debu dan angin berusaha secepatnya menghilangkan jejak kaki Nabi dan Abu Bakr kala datang memasuki goa. Meskipun kafir ahli bisa melacak, tapi akhirnya gagal juga. Kata "kinn" yang dijamakkan menjadi "aknan" juga bermakna tenang. Maksudnya serupa dengan paparan di atas, di mana fungsi gunung sebagai penenang yang membuat manusia tenang, damai, fresh ketika berteduh dan bersantai di sekitarnya. Siapapun mengerti bahwa panorama gunung sangat indah dan udaranya bersih dan nyaman.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video