Tafsir Al-Nahl 81: Fashion | BANGSAONLINE.com - Berita Terkini - Cepat, Lugas dan Akurat

Tafsir Al-Nahl 81: Fashion

Wartawan: -
Kamis, 09 Juni 2016 14:06 WIB

Oleh: Dr. KHA Musta'in Syafi'ie MAg. . .   

BANGSAONLINE.com - "Waallaahu ja’ala lakum mimmaa khalaqa zhilaalan waja’ala lakum mina aljibaali aknaanan waja’ala lakum saraabiila taqiikumu alharra wasaraabiila taqiikum ba/sakum kadzaalika yutimmu ni’matahu ‘alaykum la’allakum tuslimuuna."

Beberapa ayat al-Qur'an bicara soal fashion atau pakaian, seperti al-A'raf : 26, 27, 31, 32 dan ayat studi ini. Dalam membica rakan fashion ini, Tuhan lebih banyak membicarakan fungsinya daripada membicarakan modenya (zinah). Pada ayat studi ini, Tuhan membicarakan fungsi pakaian sebagai pelindung dari terik matahari dan pakaian perang yang melindungi badan dari tusukan tombak atau sabetan pedang.

Dengan demikian, Tuhan sangat mengapresiasi hamba-Nya yang mempersiapkan diri berjuang di jalan-Nya, termasuk siap pakaian perang. Itu artinya, ayat ini memberi pelajaran soal pertahanan diri dari serangan musuh, "ba'sakum".

Tafsir zaman dulu, kata "sarabil" dimaknai baju perang yang terbuat dari besi seperti dalam film klasik. Itu betul, karena senjata (ba's) yang dipakai waktu itu masih konvensional, sebangsa pedang, tumbak, anak panah atau batu.

Tafsir aktual tentu tidak demikian. Bahwa "sarabil" (petahanan) harus disesuaikan dengan kecanggihan "ba's" (senjata) yang dipakai dan wajib lebih tangguh. Ketangguhan "sarabil" itu disebut dalam ayat kaji dengan kalimat "taqikum ba'sakum", mampu melindungi pasukan dari serangan musuh. Jika "ba's"nya berupa rudal, maka "sarabil"nya harus berupa senjata anti rudal. Jika "ba's'-nya berupa senjarta kimia, maka "sarabil"nya harus bisa menangkis senjata kimia itu secara total dan seterusnya.

Ahli hikmah dan bebrapa ulama ahli kanoragan memetik ayat ini sebagai isyarat bahwa dalam menangkis musuh yang menggunakan jasa sihir, tenung, teluh, santet yang menggunakan jasa syetan, maka wirid penangkisnya harus lebih canggih sehingga mampu menepis serangan sihir. Sihir itu kayak bola karambol yang melaju kencang. Tapi bila dipantulkan, maka laju kembalinya lebih dahsyat. Jadi, orang yang mengirim sihir pasti sudah siap mengatur laju kembaliannya sedemikian rupa, sebagai langkah jaga-jaga kalau sihir yang dikirim ternyata mendal. Sihir balik bak bumerang tadi bisa dibuang atau dibelokkan liar ke tempat yang aman.

Dalam deretan ayat soal pakaian tersebut, ada pakaian untuk menutupi bodi atau fisik (Libas yuwari saw'atikum) dan ada pakaian untuk menutupi hati, ruh dan nurani (libas al-taqwa) dan ini yang terbaik (wa libas al-taqwa dzalik khair). Rangkuman soal bertutup aurat disajikan begini:

Pertama, bila hati seseorang bersih, berkeimanan kuat dan memancarkan cahaya taqwa, maka pastilah memandang metutup aurat atau berjilbab sebagai kewajiban agama yang wajib dipatuhi dan diamalkan secara disiplin. Berjilbab -baginya- adalah amanah agama yang mesti dipertanggungjawabkan kelak di hari hisab. Libas al-taqwa ini selalu membuahkan tindakan nyata, yaitu rajin berlibas "yuwari sawa'atikum", menutup aurat dan berjilbab.

Simak berita selengkapnya ...

1 2

 

Berita Terkait

Bangsaonline Video