Diyakini Bisa Stop Lumpur, Bendungan Bernoulli Ditawarkan ke Presiden Baru
Editor: rosihan c anwar
Wartawan: musta'in
Kamis, 29 Mei 2014 22:30 WIB
Dia menegaskan, meski belum dibangun bendungan Bernoulli itu, namun saat ini secara prinsip semburan tersebut sudah ditangani dengan menggunakan prinsip bendungan Bernoulli. “Pembangunan tanggul yang diterapkan oleh Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) ini sebenarnya sudah mengakomodir prinsip teori bendungan 'Bernoulli'," tandasnya.
Meski demikian, kata Djaja, bendungan
tersebut masih belum bisa mengehentikan semburan lumpur Lapindo dari dalam
perut bumi mengingat ketinggian tanggul masih berkisar belasan meter. “Sesuai
teori tersebut, lumpur baru bisa berhenti jika ketinggian tanggul tersebut
sekitar 30 meter. Tetapi, untuk mewujudkan pembangunan tanggul setinggi itu
tidak bisa dikerjakan dengan mudah," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, pembangunan bendungan tersebut bisa dilakukan dengan
cara memutar sehingga hasilnya bisa lebih maksimal untuk menghentikan semburan
lumpur ini. “Selain dibuat dengan cara memutar, pemasangan tiang pancang di
dekat pusat semburan juga bisa dilakukan. Kemudian semburan lumpur yang berasal
dari dalam akan dikembalikan lagi sehingga semburan akan berhenti dengan
sendirinya," katanya.
Ia bercerita, untuk mengaplikasikan teori tersebut dirinya membutuhkan waktu
sekitar enam bulan untuk menjamin semburan lumpur benar-benar akan berhenti
untuk selamanya. “Namun, kalau kondisi seperti ini terus dibiarkan maka ancaman
penurunan tanah secara drastis kemungkinan bisa terjadi. Seperti yang terjadi
di luar negeri terjadi penurunan tanah secara ekstrem sedalam 130 meter,”
jlentrehnya.