Serang Risma, PDIP Sebut Ahok Mainkan Strategi Pemasaran
Jumat, 12 Agustus 2016 22:37 WIB
JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegaskan tidak pernah sekalipun ingin menyinggung Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Bahkan dia sempat mengaku bingung kenapa politisi PDI Perjuangan itu sampai marah.
Basuki atau akrab disapa Ahok menilai Risma terlalu berlebihan jika menggelar konferensi pers karena ucapannya terkait Surabaya dan Jakarta Selatan.
BACA JUGA:
Politikus PDI Perjuangan Ungkap Alasan Ahok Layak Maju di Pilgub Sumut 2024
Viral Ahok Bilang Jokowi dan Gibran Tak Bisa Kerja, PAN pun Bereaksi
Ahok Pengibar Politik Identitas Tingkat Tinggi, Pernah Diberi Gelar Sunan Kalijodo
Ahok Mencari Pemimpin Bersih
"Bu Risma jadi baper (bawa perasaan), marah, gelar konferensi pers, seolah-olah aku diadu domba sama beliau," katanya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (12/8).
Dia menjelaskan, pernyataan mengenai perbandingan Surabaya dan Jakarta Selatan itu maksudnya memiliki kesetaraan administrasi, sama-sama pemerintahan kota. Alhasil, kurang tepat bilamana membandingkan Jakarta dengan Surabaya.
"Misalnya Adipura. Ada enggak bandingin kota Surabaya sama Jakarta? Enggak. Adipura itu bandinginnya apa? Surabaya dengan Jakarta Pusat atau Jakarta Selatan, wali kota sama gubernur juga beda. Jadi itu yang saya maksud, Surabaya itu setaranya itu kayak Jakarta Selatan, kan sama-sama kota," jelasnya.
Ahok merasa tak perlu meminta maaf pada Risma karena merasa tak ada yang salah dengan perkataannya. Menurutnya, pernyataan yang dilontarkan itu sebagai dialog biasa yang bisa saja diungkap seorang kepala daerah yang ingin menjadi calon gubernur DKI Jakarta.
"Aku enggak bersalah kok, aku langsung minta Sakti diupload (video wawancara) biar yang protes lihat. Dia kan nanya, 'Pak orang bandingin Risma trotoar taman lebih baik' langsung saya ngomong nah ini contoh dialog," katanya.
Ahok berdalih, justru dirinya sangat menginginkan banyak kepala daerah bisa bertarung di Jakarta. Sehingga masing-masing pasangan calon bisa memaparkan program kerja yang pernah dilakukan.
"Saya kasih contoh, kalau Risma maju di DKI salah satu topik adalah trotoar dan taman. Tentu saya harus menjawab kan saya petahana," tutupnya.
Ahok bahkan mengaku selalu menjadikan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tempat pembelajaran. Kritikan pedas yang disampaikan Risma dianggap Ahok sebagai masukan bagi Pemprov DKI Jakarta. Ahok mencontohkan, kala Pemprov DKI Jakarta melakukan penertiban kawasan Kalijodo. Risma termasuk salah satu orang yang tidak sepakat dengan cara penertiban itu.
"Waktu saya ancurin Kalijodo, Ibu Risma kan kritik saya habis. Kamu baca beritanya semua. Ada enggak orang Jakarta marah atau saya marah? Enggak. Saya cuma anggap kalau dikritik ya saya belajar," katanya.
"Kayak Doli gimana sih? Kan Bu Risma ngomong Doli harus gini, beda dong dengan Kalijodo. Lalu saya pelajari. Saya ketemu Kapolda, saya pelajari. Oh konteksnya beda. Doli sama Kalijodo beda," tambah mantan Bupati Belitung Timur ini.
Ahok juga mengungkit pernyataan Risma yang menyindir jeleknya trotoar di Jakarta. Bahkan, dalam beberapa forum Risma juga sempat menyampaikan Jakarta seperti tidak ada pemerintahannya.
"Misalnya di semua forum-forum resmi, beliau juga bilang Jakarta kayak gak ada pemerintah nih. Jelek gitu. Trotoarnya jelek. Saya malahan langsung instruksikan orang-orang saya, eh kamu belajar dong ke Surabaya," jelasnya.
Menurutnya, banyak hal yang dipelajari oleh Pemprov DKI Jakarta ke Pemda Surabaya. Bahkan, Ahok menilai, wilayah yang saat ini dipimpin oleh Risma menjadi barometer.
"Jadi saya justru mengikuti apa yang Surabaya lakukan," tutup Ahok.
Sebelumnya, pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok, memicu kemarahan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma). Dia tidak terima jika keberhasilan Surabaya membangun trotoar disebut keberhasilan kecil dan dibandingkan ukurannya dengan Jakarta Selatan.
Simak berita selengkapnya ...
sumber : merdeka.com/detik.com